Saturday 3 May 2014

KHARAKTERISTIK TUGAS PERKEMBANGAN FASE ANAK DAN REMAJA


MAKALAH KHARAKTERISTIK TUGAS PERKEMBANGAN FASE ANAK DAN REMAJA

Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah
Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu :
Dr. Tri Suminar, M.Pd
Disusun Oleh:

MUHAMMAD FATHURRAHMAN         ( 0103513065 )
NOFI RUKDIATMO LESTARI                ( 0103513123 )


PROGRAM PASCA SARJANA
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013/ 2014




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tugas perkembangan merupakan tugas yang muncul apabila pada saat atau sekitar periode tertentu dari kehidupan individu. Apabila individu mampu melaksanakan tugas dengan berhasil, maka akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa kearah keberhasilan dalam melaksanakan tugas- tugas berikutnya. Sebaliknya, apabila mengalami kegagalan, maka akan menimbulkan perasaan tidak bahagia dan mengalami kesulitan dalam menghadapi tugas- tugas berikutnya.
Beberapa tugas perkembangan yang dilakukan oleh individu muncul sebagai akibat dari kematangan fisik, misalnya berjalan, melompat, lari, dan sebagian lain berkembang dari adanya tekanan- tekanan dari budaya dan masyarakat, seperti belajar membaca, dan sebagian lainnya karena adanya nilai- nilai dan aspirasi individu, seperti memilih dan mempersiapkan pekerjaan. Namun pada umumnya kemunculan tugas- tugas perkembangan itu disebabkan oleh adanya ketiga kekuatan tersebut secara serempak. Pada manusia perkembangan fisik dan mental setiap kali mencapai kematangan terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda. Ada yang cepat dan ada yang lambat. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan atau fase perkembangan, hal ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan : bayi, kanak kanak, anak, remaja, dewasa, dan masa tua.
Fase perkembangan dapat di artikan sebagai tahapan atau pembentukan tentang perjalanan kehidupan individu yang di warnai ciri ciri khusus atau pola pola tingkah laku tertentu.




B.     Rumusan Masalah
1.    Bagaimana karakteristik perkembangan fase anak ?
2.    Bagaimana tugas perkembangan fase anak ?
3.    Bagaimana karakteristik perkembangan fase remaja ?
4.    Bagaimana tugas perkembangan fase remaja ?

C.    Tujuan
1.    Untuk mengetahui karakteristik perkembangan anak.
2.    Untuk mengetahui tugas perkembangan anak.
3.    Untuk mengetahui karakteristik perkembangan remaja.
4.    Untuk mengetahui tugas perkembangan remaja.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Karakteristik Masa Anak-anak
Sebagian besar orangtua menganggap awal masa kanak-kanak  sebagai usia yang mengandung  masalah atau sulit. Masa bayi sering membawa masalah bagi orangtua dan umumnya berkisar berkisar pada masalah fisik bayi. Dengan datangnya masa kanak-kanak, sering terjadi masalah perilaku yang lebih menyulitkan daripada masalah perawatan fisik masa bayi.
1.    Perkembangan Fisik
a.       Fase anak awal
Selama masa anak anak awal, pertumbuhan fisik berlangsung secara lambat, dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi. Pertumbuhan fisik yang lambat ini berlangsung sampai mulai munculnya tanda tanda pubertas, yakni kira-kira 2 tahun menjelang anak-anak matang secara seksual dan pertumbuhan fisik kembali berkembang pesat. Meskipun selama anak-anak pertumbuhan fisik  mengalami perlambatan, namun ketrampilan motorik kasar dan motorik halus justru berkembang pesat.
b.      Fase anak pertengahan dan akhir
Pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannnya. Kaki dan tangan menjadi lebih panjang, dada dan pinggul jadi lebih besar. Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi terutama karena bertambahnya ukuran system rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh. Pada saat yang sama kekuatan otot-otot secara berangsur angsur bertambah  dan gemuk bayi (baby fat) berkurang. Pertambahan kekuatan otot ini adalah karena factor krturunan dan latihan (olahraga). Karena perbedaan jumlah sel-sel otot, maka umumnya anak laki-laki lebih kuat dari pada anak perempuan (Santrol,1995).


2.    Perkembangan otak
Salah satu yang terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa ini adalah pertumbuhan otak dan system syaraf. Otak dan kepala merupakan bagian yang tumbuh paling cepat. Meningkatnya ukuran otak disebabkan oleh peningkatan jumlah dan ukuran syaraf-syaraf dalam, dan diantaranya bagian-bagian otak. Peningkatan ukuran otak disebabkan oleh peningkatan mielinisasi yaitu proses dimana sel-sel syaraf dilapisi dan diisolasi oleh sebuah lapisan sel-sel lemak, efeknya dapat meningkatkan kecepatan dan ketepatan penyaluran informasi melalui system syaraf. Mielinisasi penting bagi pendewasaan anak, peningkatan kematangan otak dikombinasikan untuk memperoleh pengalaman dan pemunculan kemampuan kognitif.
Pertumbuhan otak pada masa kanak-kanak tidak sepesat pertumbuhan otak pada masa bayi. Pada saat bayi mencapai usia 2 tahun, ukuran otaknya rata-rata 75% dari otak orang dewasa, dan pada usia 5 tahun, ukuran otaknya mencapai sekitar 90% otak orang dewasa (Yeterian & Pandya, 1988).
3.    Perkembangan Motorik
Ketrampilan motorik dibagi dua jenis yaitu:
a.         Ketrampilan motorik kasar (Gross Motor) adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
b.        Ketrampilan motorik halus (Fine motor) adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
Tabel Perkembangan Motorik Masa Anak-anak Awal
Usia/Tahun
Motorik Kasar
Motorik Halus
2,5-3,5
Berjalan dengan baik; berlari lurus ke depan; melompat
Meniru sebuah lingkaran; tulisan cakar ayam; dapat makan menggunakan sendok; menyusun beberapa kotak
3,5-4,5
Berjalan dengan 80% langkah orang dewasa, berlari 1/3 kecepatan orang dewasa; melempar dan menangkap bola besar, tetapi lengan masih kaku
Mengancingkan baju; meniru bentuk sederhana; membuat gambar sederhana
4,5 – 5,5
Menyeimbanhkan badan di atas satu kaki; berlari jauh tanpa jatuh; dapat berenang dalam air yang dangkal
Menggunting; menggambar orang; meniru angka dan huruf sederhana; membuat susunan yang kompleks dengan kotak-kotak

Tabel Perkembangan Motorik Pada Masa Kanak-Kanak Pertengahan dan Akhir
Perkembangan Motorik pada Masa Kanak-kanak Pertengahan dan Akhir
Usia/Tahun
Perilaku yang dipilih
6
Anak perempuan  superior dalam akurasi gerakan; anak laki-laki superior dalam gerakan yang bertenaga dan kurang kompleks.
Melompat dimunginkan anak dapat bermain melempar-tangkap serta langkah yang tepat.
7
Anak mungkin dapat melakukan keseimbangan satu kaki tanpa melihat. Anak dapat berjalan di atas balok keseimbangan selebar 2 inci.
Anak dapat melompat dengan akurat ke dalam lingkaran kecil. Anak dapat melakukan dengan akurat  latihan jumping–jack.
8
Anak memiliki kekuaan genggaman 12 pon.
Jumlah permainan yang diikuti oleh kedua jenis kelamin paling banyak terjadi pada usia ini. Anak dapat melakukan lompatan ritmis berseling dalam pola 2-2, 2-3, atau 3-3 anak perempuan dapat melempar bola kecil sejauh 40kaki.
9
Anak laki-laki dapat berlari 16 ½ kaki perdetik.
Anak laki-laki dapat melempar bola kecil sejauh 70 kaki.
10
Anak perempuan dapat berlari 17 kaki perdetik.
Anak dapat menilai dan menangkap arah lontaran bola kecil yang dilemparkan dari jauh.
11
Berdiri setelah melompat 5 kaki mungkin dilakukan oleh anak laki-laki, dan mungkin pula dilakukan oleh anak perempuan dengan lompatan yang lebih pendek 6 inci.

4.    Perkembangan Kognitif
            Piaget membagi skema perkembangan kognitif yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:
a.    Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun).
b.    Periode praoperasional (usia 2–7 tahun).
c.    Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun).
d.   Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa).
Pada tahap masa awal anak, seorang anak telah memasuki perkembangan kognitif tahap praoperasional. Menurut piaget, tahap ini terjadi pada usia anak mencapai 2 hingga 7 tahun. Pada tahap inilah konsep yang stabil dibentuk, penalaran mental muncul, egosentrisme mulai kuat dan kemudian melemah, serta keyakinan pada hal hal yang magis terbentuk. 
Pemikiran Praoperasional dan Pemikrian Operasional Konkret
Pemikiran Praoperasional
Pemikiran Operasional Konkret
Egosentrisme Praoperasional
Pemisahan perspektif sendiri dari perspektif orang lain
Kurang konservasi
Konservasi (bertanggung jawab atas pemeliharaan perhatian/mempertahankan keadaan)
Segala sesuatu tetap
Paham bahwa bisa terjadi perubahan
Tak mampu bernalar mengenai transformasi
Klasifikasi ganda, ex; memilah objek ke dalam bebrap kategori; warna, bentuk, atau keduanya
Penalaran transduktif
Penalaran deduktif
           
5.    Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa dimulai dengan tangisan kelahiran, diikuti perkembangan bertahap-tahap yang ditandai kemampuan-­kemampuan tertentu. Jean Piaget mengajukan pola perkembangan bahasa sebagai berikut.
Tahap Pra operasional (usia 2 – 7 tahun)
Dapat diklasifikasikan ke dalam dua tahap yaitu sebagai berikut:
a.     Masa 2,0-2,6 tahun yang bercirikan:
1)        Anak sudah mulai menyusun kalimat tunggal yang sempurna.
2)        Anak sudah mampu memahami tentang perbandingan. Misalnya, anjing lebih besar dari kucing.
3)        Anak banyak menanyakan nama dan tempat: apa, di mana, dan dari mana.
4)        Anak sudah banyak mengunakan kata-kata yang berawalan dan berakhiran.
b.    Masa 2,6-6,0 tahun yang bercirikan:
1)   Anak sudah dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya.
2)   Tingkat berfikir anak sudah lebih maju, anak banyak menanyakan soal waktu, sebab-akibat melalui pertanyaan-pertanyaan: kapan, ke mana, mengapa, dan bagaimana.
c.    Masa pertengahan dan akhir anak
1)         Pengucapan kata-kata
Kesalahan pengucapan pada usia ini lebih sedikit dibandingkan pada usia anak-anak awal. Perbaikan pengucapan ini dibantu oleh lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah.


2)         Menambah kosa kata
Kosakata anak-anak meningkat melalui berbagai sumber yang telah disebutkan diatas. Rata-rata anak kelas satu mengetahui sekitar 20.000 sampai 24.000 kata-kata atau sekitar 5 sampai 6% dari kata-kata dalam kamus standar. Pada saat duduk di kelas 6, sebagian besar anak sudah mengetahui sekitar 50.000 kata-kata. Disamping mempelajari kata-kata baru dalam kosa kata umum, anak menambah kosa kata khusus, yaitu kosa kata yang terdiri dari kata-kata dengan arti khusus dan penggunaan yang terbatas.
3)         Membentuk kalimat
Anak usia 6 tahun harus suah menguasai hampir semua jenis struktur kalimat. Pada usia 6-9  tahun panjang kalimat akan bertambah. Kalimat panjang biasanya tidak teratur dan terpotong-potong. Berangsur-angsur setelah usia 9 tahun, anak mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan lebih padat.

B.     Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan adalah suatu tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa kearah keberhasilan dalam melaksanakan tugas berikutnya, tetapi kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitasn dalam menjalankan tugas-tugas berikutnya (Hurlock, 1991).
Perkembangan manusia dikelompokan menjadi : masa prenatal, masa bayi, masa kanak-kanak, masa puber, masa remaja, masa dewasa. Setiap tahap perkembangan memilki tugas belajarnya sendiri, mulai dari tugas belajar untuk perkembangan motorik, intelektual, sosial, emosi dan kreativitas. Setiap tahap perkembangan anak ada tugas-tugas yang harus dilewati dan ada kebutuhan yang harus dipenuhi, sehingga orang tua dapat lebih realistis dalam menerapkan suatu pengajaran dan lebih memahaminya.
Tugas-tugas perkembangan anak-anak menurut Havighust (Hurlock, 1994) adalah seabagai berikut:
1.    Masa bayi dan awal masa kanak-kanak:
a.    belajar memakan makanan padat.
b.    belajar berjalan.
c.    belajar berbicara.
d.   belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh.
e.    mempelajari perbedaan jenis kelamin dan tata caranya.
f.     mempersiapkan diri untuk belajar membaca.
g.    belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani.
2.    Akhir masa kanak-kanak :
a.    Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum.
b.    Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh.
c.    Belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya.
d.   Mulai mengembangkan peran sosial pria dan wanita yang tepat.
e.    Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung.
f.     Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk hidup sehari-hari.
g.    Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata tingkatan nilai.
h.    Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga.
i.      Mencapai kebebasan pribadi.

C.    Kharakteristik Perkembangan Fase Remaja
        Santrock (2003) mendefinisikan remaja sebagai masa perkembangan transisi antara anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional yang terjadi berkisar dari perkembangan fungsi seksual, proses berpikir abstrak sampai pada kemandirian.
       Dari tinjauan usia, maka remaja adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Hal ini sesuai dengan batasan 10-19 tahun menurut WHO. Namun batasan usia remaja hingga usia 19 tahun ternyata tidak menjamin remaja telah mencapai kondisi sehat fisik, mental, dan sosial untuk proses reproduksi, sehingga WHO kemudian meningkatkan cakupan usia remaja sampai 24 tahun (Meiwati Iskandar, 1998). Hurlock (1994) mengatakan bahwa awal masa remaja berlangsung kira-kira dari 13 tahun sampai 16 tahun atau 17 tahun, dan akhir masa remaja berlangsung dari usia 16 tahun atau 17 tahun sampai 18 tahun. Sementara di Indonesia sendiri menurut hasil SUPAS pada tahun 1995, proporsi remaja di Indonesia berumur 10-24 tahun sebesar 31,39 % dari keseluruhan jumlah penduduk (BPS, 1995).
       Sedangkan oleh Hurlock (1994) masa remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat mencapai usia matang secara hukum. Istilah remaja dalam bahasa Inggris disebut sebagai adolescence, yang berasal dari bahasa latin “adolescare” atau diartikan sebagai tumbuh kearah kematangan. Kematangan disini tidak hanya berarti kematangan fisik, tetapi terutama kematangan sosial psikologi.Berhubung ada macam-macam persyaratan untuk dikatakan dewasa, maka sebelum abad 18 remaja dimasukkan dalam ketegori anak-anak padahal masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat transisi atau peralihan (Calon dalam Monks, 2006). Dari pernyataan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian remaja adalah individu dengan usia rata-rata antara 11-24 dimana terjadi perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional yang terjadi berkisar dari perkembangan fungsi seksual, proses berpikir abstrak sampai pada kemandirian.
       Seperti diuraikan, batasan masa remaja sangat sulit dirumuskan sehingga sulit menentukan kapan masa ini dimulai dan kapan berakhirnya. Untuk mempermudah maka dipilih batasan secara kronologis yaitu remaja yang digunakan oleh Sarwono (1994) memberi batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah untuk remaja Indonesia dengan pertimbangan usia 11 tahun adalah usia dimana umumnya tanda seksual sekunder mulai nampak. Batasan usia 24 tahun merupakan batas maksimal yaitu untuk memberi peluang pada mereka yang masih menggantungkan diri pada orangtua dan belum menikah. Secara teoritis, masa remaja dibagi menjadi dua, yaitu:
1.    Masa pubertas 
       Masa pubertas disebut masa bangkitnya kepribadian ketika minatnya lebih ditujukan kepada perkembangan pribadi sendiri. Ada beberapa sifat yang menonjol pada masa ini, yang tidak sama kuatnya pada semua remaja, diantaranya yaitu:
a.    Pendapat lama ditinggalkan.
b.    Keseimbangan jiwanya terganggu.
c.    Suka menyembunyikan isi hati.
d.    Masa bangunnya perasaan kemasyarakat.
e.    Adanya perbedaan sikap laki-laki dan sikap perempuan.
       Pubertas dianggap sebagai periode sensitif yang memiliki pengaruh sangat besar bagi kehidupan individu. Periode ini menandai perpindahan dari tahap anak-anak menjadi tahap dewasa
2.    Masa adolesen 
        Masa adolesen berada dengan alami antara usia 17 dan 20 tahun. Atau mengambil batas-batas permulaan pada saat remaja mengalami perkembangan jasmani yang sangat menonjol, sedanngkan batas-batas akhir pada saat berakhirnya perkembangan jasmani. Beberapa diantaranya sifat-sifat adolesen yaitu:
a.       Mulai tampak garis-garis perkembangan yang dikutinya di kemudian hari.
b.      Mulai jelas sikapnya terhadap nilai-nilai hidup.
c.       Jika masa pubertas menngalami keguncangan, dalam masa ini jiwanya mulai tampak tenang.
d.      Sekarang ia mulai menyadari bahwa mengecam itu memang mudah tapi sulit melaksanakannya.
e.       Ia menunjukan perhatiannya kepada masalah kehidupan sebenarnya (Anonim, 2012).
       Karakteristik remaja berhubungan dengan pertumbuhan (perubahan-perubahan fisik) ditandai oleh adanya  kematangan seks primer dan sekunder.  Sedangkan karakteristik yang relevan dengan perkembangan (perubahan-perubahan aspek psikologis dan sosial).
1.       Pertumbuhan Fisik : Kematangan Seks Primer
       Kematangan seks primer adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan kematangan fungsi reproduksi.  Kematangan seks primer bagi remaja perempuan ditandai dengan datangnya menstruasi (menarche).  Dengan timbulnya kematangan primer ini remaja perempuan merasa sakit kepala, pinggang, perut, dan sebagainya yang menyebabkan merasa capek, mudah lelah, cepat marah.  Adapun kematangan seks primer bagi remaja laki-laki ditandai dengan mimpi basah (noeturnal emmission).
2.       Pertumbuhan Fisik : Kematangan Seks Skunder
       Karekteristik seks skunder yaitu ciri-ciri fisik yang membedakan dua jenis kelamin.  Perubahan ciri-ciri skunder pada remaja laki-laki nampak seperti timbulnya “pubic hair” rambut di daerah alat kelamin, timbulnya “axillary hair” rambut di ketiak, seringkali tumbuh dengan lebat rambut di lengan, kaki, dan dada, kulit menjadi lebih kasar dari pada anak-anak, timbulnya jerawat, kelenjar keringat bertambah besar dan bertambah aktif sehingga banyak keringat keluar.  Otot kaki dan tangan membesar, dan timbulnya perubahan suara.
       Karakteristik seks skunder remaja perempuan ditandai seperti perkembangan pinggul yang membesar dan menjadi bulat, perkembangan buah dada, timbul “pubic hair’ rambut di daerah kelamin, tumbul “axillary hair” rambut di ketiak, kulit menjadi kasar dibandingkan pada anak-anak, timbul jerawat, kelenjar keringat bertambah aktif sehingga banyak keringat yang keluar dan tumbuhya rambut di lengan dan kaki.
3.      Perkembangan Aspek Psikologis dan Sosial
       Karakteristik yang relevan dengan perkembangan (aspek psikologis dan sosial) telah ditandai oleh adanya hal berikut:
a.  Kegelisahan
       Remaja mempunyai banyak idealisme angan-angan atau keinginan yang hendak diwujudkan di masa depan. Akan tetapi sesungguhnya remaja belum memiliki banyak kemampuan yang memadai untuk mewujudkan semua itu. Tarik menarik antara angan yang tinggi dengan kemampuan yang belum memadai mengakibatkan mereka diliputi perasaan gelisah.
b.  Pertentangan
       Pertentangan pendapat remaja dengan lingkungan khususnya orang tua mengakibatkan kebingungan dalam diri remaja itu sendiri maupun pada orang lain.
c.  Mengkhayal
       Keinginan menjelajah dan berpetualang tidak semuanya tersalurkan. Biasanya terhambat dari segi biaya, oleh karena itu mereka lalu mengkhayal mencari kepuasan. Khayalan ini tidak selamanya bersifat negatif, justru kadang menjadi sesuatu yang konstruktif. Misalnya munculnya sebuah ide cemerlang.
d. Aktivitas kelompok
      Berbagai macam keinginan remaja dapat tersalurkan setelah mereka berkumpul dengan rekan sebaya untuk melakukan kegiatan bersama.
e.   Keinginan mencoba segala sesuatu
       Remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity), mereka lalu menjelajah segala sesuatu dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya.
       Menurut Surakhmad (1980) remaja Indonesia menunjukkan bahwa perkembangan yang sempurna membawa peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin mereka, dapat mempertimbangkan dan mengambil keputusan sendiri, melepaskan diri dari ikatan emosional dengan orang tua, memulai hidup berkeluarga, memulai hidup dalam ketatasusilaan dan keagamaan.
       Sesuai dengan pembagian usia remaja, menurut Monks (1999) maka terdapat tiga tahap proses perkembangan menuju kedewasaan yang disertai dengan karateristik:
1.       Remaja awal (12-15 tahun)
       Pada tahap ini, remaja masih heran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan tersebut. Mereka mulai mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. Kepekaaan yang berlebihan ini ditambah dengan berkurangnya pengendalian terhadap ego dan menambahkan remaja sulit mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa.
2.       Remaja madya (15-18 tahun)
       Pada tahap ini, remaja sangat membutuhkan teman-teman. Ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya sendir dengan cara menyukai teman-teman yang mempunyai sifat sama dengan dirinya. Pada tahap ini remaja berada dalam kondisi kebingungan karena masih ragu harus memeilih yang mana, peka atau peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis dan sebagainya.
3.       Remaja akhir (18-21 tahun)
       Tahap ini adalah masa mendekati masa kedewasaan yang ditandai dengan pencapaian:
a.       Minat yang semakin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
b.      Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru.
c.       Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
d.      Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
e.       Tumbuh dinding pemisah antara diri sendiri dengan masyarakat umum.

D.    Klasifikasi Tugas Perkembangan Remaja
Tugas-tugas perkembangan remaja terdiri dari 3 bagian yaitu, tugas perkembangan remaja berkenaan dengan kehidupan pribadi sebagai individu, pendidikan dan karier, serta dalam kehidupan berkeluarga kelak. Berikut ini merupakan uraian dari masing-masing bagian tersebut beserta karakteristik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
1.    Kehidupan pribadi sebagai individu
Kehidupan pribadi sangat rumit dan kompleks sehingga sulit untuk dirumuskan. Sebagai makhluk individu, seseorang menyadari bahwa dalam kehidupannya memiliki kebutuhan yang diperuntukkan bagi kepentingan diri secara pribadi, baik fisik maupun nonfisik. Dalam pertumbuhan fisiknya, manusia memerlukan kekuatan dan daya tahan tubuh serta perlindungan keamanan fisiknya. Kondisi fisik amat penting dalam perkembangan dan pembentukan pribadi seseorang.
Kehidupan pribadi seorang individu merupakan kehidupan yang utuh dan lengkap dan memiliki ciri khusus dan unik. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek, antara lain aspek emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan intelektual. Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan aspek tersebut adalah kehidupan keluarga beserta berbagai aspeknya, yang meliputi:
a.       Status sosial ekonomi,
b.      Filsafat hidup keluarga,
c.       Pola hidup keluarga.
Selain itu faktor lain yang berpengaruh yaitu faktor keturunan dan lingkungan yang sesuai dengan aliran nativisme, empirisme, dan konvergensi.
a.       Aliran nativisme menyatakan bahwa perkembangan seorang individu ditentukan oleh kemampuan dan sifat yang dibawa sejak dilahirkan.
b.      Aliran empirisme menyatakan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh lingkungan tempat ia berkembang, jadi bisa dikatakan seorang individu akan berkembang sesuai dengan kehendak lingkungan.
c.       Aliran konvergensi menyatakan bahwa perkembangan seorang individu dipengaruhi oleh kemampuan dan sifat yang dibawa sejak lahir dan lingkungan tempat ia dibesarkan, dengan kata lain aliran ini merupakan penggabungan antara aliran nativisme dan aliran empirisme.
2.    Kehidupan Pendidikan dan Karier
Pada hakikatnya manusia selalu ingin tahu, maka atas dasar hakikat tersebut manusia senantiasa belajar untuk mencari tahu hal-hal yang ada di sekitarnya. Banyak bangsa yang mengikuti prinsip pendidikan seumur hidup, yang artinya adalah manusia itu senantiasa belajar sepanjang hayatnya.
Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayati sepanjang hidupnya, baik melalui badan pendidikan formal maupun nonformal. Berkaitan dengan perkembangan peserta didik, kehidupan pendidikan yang dimaksud adalah sesuatu yang dialami oleh remaja sebagai peserta didik dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan kehidupan masyarakat. Sedangkan kehidupan karier merupakan pengalaman seseorang dalam dunia kerja. Seperti dikatakan oleh Garrison (1956), bahwa setiap tahun terdapat jutaan pemuda dan pemudi memasuki dunia kerja di seluruh dunia. Peristiwa seseorang rernaja masuk ke dunia kerja itu merupakan awal pengalaman dalam kehidupan berkarya (berkarier). Pada hakikatnya kehidupan remaja dalam pen­didikan merupakan awal kehidupan kariemya.
3.    Kehidupan Keluarga
Tugas perkembangan remaja dalam hubungannya dengan persiapan mereka untuk memasuki kehidupan baru, yaitu kehidupan berkeluarga. Pada pembahasan sebelumnya telah diuraikan bahwa secara biologis pertumbuhan remaja telah mencapai kematangan seksual dan telah siap melakukan fungsi produksi. Kematangan fungsi seksual tersebut berpengaruh terhadap dorongan seksual remaja dan mulai tertarik kepada lawan jenis. Garrison (1956) menyatakan bahwa dorongan seksual pada masa remaja cukup kuat, sehingga perlu dipersiapkan secara mantap tentang hal-hal yang berhubungan dengan perkawinan, karena masalah tersebut mendasari pemikiran mereka untuk mulai menetapkan pasangan hidupnya.
Berkenaan dengan upaya untuk menetapkan pilihan pasangan hidup, perkembangan sosial psikologis remaja ditandai dengan upaya menarik lawan jenis dengan berbagai cara yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku. Dalam situasi pergaulan yang khusus atau ber­kencan, seorang gadis hendaknya bersikap pasif dan perjaka yang lebih bersikap aktif. Pada umumnya remaja, khususnya wanita, tidak mengalami kesulitan untuk menerima tugas tersebut. Hanya sebagian kecil dari mereka mengalami sedikit kesulitan.
Hampir setiap remaja mempunyai dua tujuan utama, pertama menemukan jenis pekerjaan yang sesuai, kedua menikah dan membangun sebuah rumah tangga (keluarga). Hal ini tidak selalu harus muncul dalam aturan tertentu, tetapi perlu diketahui bahwa seorang remaja akan mengalami “jatuh cinta” di dalam kehidupannya setelah mencapai usia belasan tahun (Garrison, 1956: 48).





BAB II
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Tugas perkembangan merupakan tugas yang muncul apabila pada saat atau sekitar periode tertentu dari kehidupan individu. Khrakteristik perkembangan anak dapat di klasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu fisik, otak, motorik dan bahasa. Masa anak awal diklasifikasikan pada periode praoperasional (usia 2–7 tahun) dan masa anak pertengahan sampai akhir diklasifikasikan pada periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun).
Remaja sebagai masa perkembangan transisi antara anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional yang terjadi berkisar dari perkembangan fungsi seksual, proses berpikir abstrak sampai pada kemandirian. Secara teoritis masa remaja dibagi menjadui 2, yaitu masa puberitas dan masa adolsen. Tugas-tugas perkembangan remaja terdiri dari 3 bagian yaitu, tugas perkembangan remaja berkenaan dengan kehidupan pribadi sebagai individu, pendidikan dan karier, serta dalam kehidupan berkeluarga kelak.
DAFTAR PUSTAKA

Sutirna. 2013. Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Supriadi, Oding. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: PT. Kurnia Kalam Semesta.
http://pgsdberbagi.blogspot.com/
http://pgsdberbagi.blogspot.com/

http://pgsdberbagi.blogspot.com/2014/01/karakteristik-dan-tugas-tugas.html.

No comments:

Post a Comment