Friday 16 May 2014

TUGAS ASESMEN PENDIDIKAN DASAR


TUGAS ASESMEN PENDIDIKAN DASAR

Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Asesmen Pendidikan Dasar
 Dosen Pengampu :
Dr. Ali Sunarso, M.Pd

Disusun Oleh:

MUHAMMAD FATHURRAHMAN         ( 0103513065 )
TEGUH BUDI PRAKOSO                         ( 0103513077 )


PROGRAM PASCA SARJANA
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013/ 2014
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perkembangan konsep penilaian pendidikan yang ada pada saat ini menunjukkan arah yang lebih luas. Penilaian program pendidikan atau penilaian kurikulum menyangkut penilaian terhadap tujuan pendidikan, isi program, strategi pelaksanaan program dan sarana pendidikan. Penilaian proses belajar-mengajar menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru-siswa dan keterlaksanaan program belajar-mengajar. Sedangkan penilaian hasil belajar menyangkut hasil belajar jangka pendek dan hasil belajar jangka panjang.
Keberhasilan mengungkapkan hasil dan proses belajar siswa sebagaimana adanya (objektivitas hasil penilaian) sangat tergantung pada kualitas alat penilaiannya di samping pada cara pelaksanaannya.
Berdasarkan beberapa data di atas serta dikaitkan dengan permasalahan yang kami akan jelajahi, maka penulisan ini akan difokuskan pada pembahasan tentang “Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siswa” agar dapat lebih memahami apa itu sebenarnya reliabilitas serta lebih memahami bagaimana mengetahui suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang baik.
B.     Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud realibitas ?
2.    Bagaimana cara mengestimasi reliabilitas ?
3.    Bagaimana cara mengestimasi reliabilitas dan panjang tes ?
C.     Tujuan
1.    Mengetahui konsep realibitas
2.    Mengetahui cara mengestimasi reliabilitas
3.    Untuk mengetahui bagaimana cara mengestimasi reliabilitas dan panjang tes ?




BAB II
PEMBAHASAN

      Keberhasilan mengungkapkan hasil dan proses belajar siswa sebagaimana adanya (objektivitas hasil penilaian) sangat bergantung pada kualitas alat penilaiannya di samping pada cara pelaksanaannya.
       Suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila alat tersebut memiliki atau memenuhi dua hal, yakni ketepatan atau validitasnya dan ketetapan atau keajegannya atau reliabilitasnya. Pada makalah kelompok kami akan menyajikan materi mengenai reliabilitas dan bagaimana cara mengestimasinya

A.  Reliabilitas
       Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi masudnya adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Reability merupakan kriteria untuk menetapkan taraf ketelitian teknik atau alat penilaian; bila digunakan untuk mengukur hasil belajar seorang murid. Ketetapan itu berlaku untuk setiap alat ukur yang sama. Reability dinyatakan dengan koefisien reliability. Sering diartikan dengan “ Standar Error of measurement.” Sudah diterangkan bahwa dalam persyaratan tes, bahwa reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berati.
        Sudah diterangkan dalam persyaratan tes, bahwa reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.
       Konsep tentang reliabilitas ini tidak akan sulit dimengerti apabila pembaca telah memahami konsep validitas. Tuntutan bahwa instrumen evaluasi harus valid menyangkut harapan diperolehnya data yang valid, sesuai dengan kenyataan. Dalam hal reliabilitas ini tuntutannya tidak jauh berbeda. Jika validitas terkait dengan ketepatan objek yang tidak lain adalah tidak menyimpangnya data dari kenyataan, artinya bahwa data tersebut benar, maka konsep reliabilitas terkait dengan pemotretan berkali-kali. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan.
       Yang sering ditangkap kurang tepat bagi pembaca adalah adanya pendaat bahwa “ajeg” atau “tetap” diartikan sebagai “sama”. Dalam pembicaraan evaluasi ini tidak demikian. Ajeg atau tetap tidak selalu harus sama, tetapi mengikuti perubahan secara ajeg. Jika keadaan si A mula-mula berada lebih rendah dibandingkan dengan B, maka jika diadakan pengukuran ulang, si A juga berada lebih rendah dari B. Itulah yang dikatakan ajeg atau tetap, yaitu sama dalam kedudukan siswa di antara anggota kelompok yang lain. Tentu saja tidak dituntut semuanya tetap. Besarnya ketetapan itulah menunjukkan tingginya reliabilitas instrumen.
       Sehubungan dengan reliabilitas ini, Scarvia B. Anderson dan kawan-kawan menyatakan bahwa persyaratan bagi tes, yaitu validitas dan reliabilitas ini penting. Dalam hal ini validitas lebih penting, dan reliabilitas ini perlu, karena menyokong terbentuknya validitas. Sebuah tes mungkin reliable tetapi tidak valid. Sebalinya, sebuah tes yang valid biasanya reliable.
        Untuk dapat memperoleh gambaran yang ajeg memang sulit karena unsur kejiwaan manusia itu sendiri tidak ajeg. Misalnya kemampuan, kecakapan, sikap dan sebagainya berubah-ubah dari waktu ke waktu.
       Didalam menentukan reliabilitas dapat menggunakan beberapa cara. Cara-cara tersebut dapat dilihat di Menghitung Reliabilitas Tes.
       Berikut kriteria reliabilitas dalam sebuah tes menurut Nana Sudjana :
  1. Antara 0,800 sampai dengan 1,00   : Sangat Tinggi
  2. Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : Tinggi
  3. Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : Cukup
  4. Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : Rendah
  5. Antara 0,000 sampai dengan 0,200 : Sangat Rendah
       Beberapa hal yang sedikit banyak mempengaruhi hasil tes banyak sekali. Namun secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 3 hal:
1.    Hal yang berhubungan daengan tes itu sendiri, yaitu panjang tes dan kualitas butir-butir soalnyaTes yang terdiri dari banyak butir, tentu saja lebih valid dibandingkan dengan tes yang hanya terdiri dari beberapa butir soal. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan tinggi rendahnya reliabilitas tes. Dengan demikian maka semakin panjang tes, maka reliabilitasnya semakin tinggi.
2.    Hal yang berhubungan dengan tercoba (testee)
       Suatu tes yang dicobakan kepada kelompok yang terdiri dari banyak siswa akan mencerminkan keragaman hasil yang menggambarkan besar-kecilnya reliabilitas tes. Tes yang dicobakan kepada bukan kelompok terpilih, akan menunjukkan reliabilitas yang lebih besar daripada yang dicobakan pada kelompok tertentu yang diambil secara dipilih.
3.    Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes
       Sudah disebutkan bahwa faktor penyelenggaraan tes yang bersifat administrative sangat menentukan hasil tes.
             
Contoh:
a.    Petunjuk yang diberikan sebelum tes dimulai akan memberikan ketenangan kepada para peserta tes dalam mengerjakan tes, dan dalam penyelenggaraan tidak akan banyak terdapat pertanyaan. Ketenangan ini tentu saja akan berpengaruh terhadap hasil tes.
b.    Pengawas yang tertib akan mempengaruhi hasil yang diberikan oleh siswa terhadap tes. Bagi siswa-siswa tertentu adanya pengawasan yang terlalu ketat menyebabkan rasa jengkel dan tidak dapat dengan leluasa mengerjakan tes.
c.    Suasana lingkungan dan tempat tes (duduk tidak teratur, suasana etos disekelilingnya ramai dan sebagainya) akan mempengaruhi hasil tes.
B.  Metode estimasi reliabilitas
       Ada tiga metode dalam mengestimasi reliabilitas, yaitu test-retest, paralel dan belah dua, sedangkan cara menghitung teknik belah dua dapat menggunakan formula produk momen, flanagan dan rulon
1.      Metode Tes-Ulang (Test-Retest)
       Ada banyak situasi pengujian yang satu bentuk dari tes ini adalah cukup tetapi pengguna uji tertarik pada bagaimana secara konsistensi peserta ujian merespon bentuk ini pada waktu yang berbeda. Dalam situasi ini kesalahan pengukuran perhatian utama adalah fluktuasi skor mengamati ujian di sekitar skor murni karena perubahan sementara di bagian ujian itu. Sekali lagi, namun. kesalahan karena administrasi, penilaian, menebak, kesalahan menjawab oleh peserta ujian, dan fluktuasi sementara lainnya dalam perilaku mungkin memiliki dampak pada skor diamati. Untuk memperkirakan dampak dari kesalahan tersebut pada reliabilitas skor tes, tes konstruktor mengelola tes untuk kelompok ujian, menunggu, pembacaan tes yang sama untuk kelompok yang sama, dan kemudian menghitung koefisien korelasi antara dua set nilai. Koefisien korelasi diperoleh dari prosedur tes ulang disebut koefisien stabilitas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan skor pertama dan kedua yaitu :
a.    Karakteristik yang diukur telah berubah dari tes pertama ke tes kedua
b.    Pengalaman peserta didik dalam mengambil tes yang sama
c.    Pengaruh pengalaman atau ingatan siswa terhadap perolehan skor pada tes kedua karena adanya faktor ingatan ingatan
       Pada umumnya hasil tes yang kedua cenderung lebih baik daripada hasil tes pertama. Hal ini tidak mengapa karena pengetes harus sadar akan adanya practice effect dan carry over effect. Yang penting adalah adanya kesejahteraan hasil atau ketetapan hasil yang diyunjukkan oleh koefisien korelasi yang tinggi.
Contoh :

Siswa
Tes Pertama
Tes Kedua
Skor
Ranking
Skor
Ranking
A
B
C
D
E
15
20
9
18
12
3
1
5
2
4
20
25
15
23
18
3
1
5
2
4
Walaupun tampak skornya naik, akan tetapi kenaikannya dialami oleh semua siswaMetode ini juga disebut self-correlation method (korelasi diri sendiri) karena mengkorelasikan hasil dari tes yang sama.
2.      Metode paralel
      Tes paralel atau tes equivalent adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran dan susunan, tetapi butir-butir soalnya berbeda. Dalam istilah bahasa Inggris disebut alternative-form method (parallel forms).
       Dengan metode bentuk parallel ini, dua buah tes yang paralel misalnya tes Matematika seri A yang akan dicari reliabilitasnya dan tes seri B diteskan kepada sekelompok siswa yang sama, kemudian hasilnya dikorelasikan. Koefisien korelasi dari kedua hasil tes inilah yang menunjukkan koefisien reliabilitasnya tes seri A. jika koefisiennya tinggi maka tes tersebut sudah reliable dan dapat digunakan sebagai alat pengetes yang terandalkan.
       Dalam menggunakan metode tes paralel ini pengetes harus menyiapkan dua buah tes dan masing-masing dicobakan pada kelompok siswa yang sma. Oleh karena itu, ada orang menyebutkan sebagai double test-double-trial method. Penggunaan metode ini baik karena siswa dihadapkan kepada dua macam tes sehingga tidak ada faktor “masih ingat soalnya” yang dlam evaluasi disebut adanya practice-effect dan carry-over effect, artinya ada faktor yang dibawa oleh pengikut tes karena sudah mengerjakan soal tersebut.
       Kelemahan dari metode ini adalah bahwa pengetes pekerjaannya berat karena harus menyusun dua seri tes. Lagi pula harus tersedia waktu yang lama untuk mencobakan dua kali tes. Pada metode ini suatu tes dibagi menjadi dua, bisa gasal dan genap atau bagian awal dan bagian akhir. Persyaratan yang haus dipenuhi pada metode ini adalah rerata bagian pertama dan kedua sama, demikian pula varians kedua belahan sama, serta materi yang diukur juga sama.
3.      Metode Belah Dua
     Metede ini merupakan metode yang sangat sederhana yaitu, menyeleggarakan satu kali tes, membagi tes tersebut kedalam bagian yang sama, dan mengkorelasikan skor kedua belahan tersebut untuk mengestimasi reliabilitas tes.
       Terdepat berbagai macam dua belhan tes tersebut. Sebagai contoh 40 soal   bahasa Indonesia dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama terdiri dari soal nomor 1-20 dan bagian kedua terdiri dari 21-40.  Dalam estimasi dengan metode belah dua dapat menggunakan formula, persamaan produk momen, flanagan dan rulon
a.      Persamaan Produk Momen
Contoh :
No
Nomor soal awal

Nomor soal akhir
XY
1
2
3
4
5
X

6
7
8
9
10
Y
1
1
1
1
1
1
5

1
1
1
0
0
3
25
9
15
2
1
1
1
1
1
5

1
1
1
0
0
3
25
9
15
3
1
1
1
1
1
5

1
1
1
0
0
3
25
9
15
4
1
1
1
1
0
4

1
1
1
0
0
3
16
9
12
5
1
1
1
1
0
4

1
1
1
0
0
3
16
9
12
6
1
1
1
1
0
4

1
1
1
0
0
3
16
9
12
7
1
1
1
1
0
4

1
1
1
0
0
3
16
9
12
8
1
1
1
1
0
4

1
1
1
0
0
3
16
9
12
9
1
1
1
1
0
4

1
1
0
0
0
2
16
4
8
10
1
1
1
1
0
4

1
1
0
0
0
2
16
4
8
11
1
1
1
1
0
4

1
1
0
0
0
2
16
4
8
12
1
1
1
1
0
4

1
1
0
0
0
2
16
4
8
13
1
1
1
1
0
4

1
1
0
0
0
2
16
4
8
14
1
1
1
1
0
4

1
1
0
0
0
2
16
4
8
15
1
1
1
1
0
4

1
0
0
0
0
1
16
1
4
16
1
1
1
1
0
4

1
0
0
0
0
1
16
1
4
17
1
1
1
1
0
4

1
0
0
0
0
1
16
1
4
18
1
1
1
1
0
4

1
0
0
0
0
1
16
1
4
19
1
0
1
0
1
3

0
0
1
1
0
2
9
4
6
20
1
0
1
0
1
3

0
0
1
1
0
2
9
4
6
21
1
1
0
1
1
4

0
0
0
1
0
1
16
1
4
22
1
0
1
0
1
3

0
0
1
1
0
2
9
4
6
23
1
0
1
0
1
3

0
0
1
1
0
2
9
4
6
24
1
0
0
0
1
2

0
0
1
1
0
2
4
4
4
25
1
0
0
0
1
2

0
0
1
1
0
2
4
4
4
26
1
0
0
0
1
2

0
0
1
1
0
2
4
4
4
27
1
0
0
1
1
3

0
0
0
1
0
1
9
1
3
28
1
0
1
0
1
3

0
0
0
1
0
1
9
1
3
29
1
0
0
0
0
1

0
0
0
1
0
1
1
9
3
30
1
0
0
0
1
2

0
0
0
1
0
1
4
1
2
31
1
0
0
0
1
2

0
0
0
1
0
1
4
1
2
32
1
0
0
0
1
2

0
0
0
1
0
1
4
1
2
33
1
0
0
0
1
2

0
0
0
1
0
1
4
1
2
34
1
0
0
0
0
1

0
0
0
1
0
1
1
1
1
35
1
0
0
0
0
1

0
0
0
1
0
1
1
1
1
36
1
0
0
0
0
1

0
0
0
1
0
1
1
1
1
 Untuk mengestimasi reliabilitas  dilakukan dengan melalui langkah berikut :
1.    Menentukan jumlah skor total dari soal  soal bagian  awal (1,2,3,4 ,5)
ƩX= jumlah skor total bagian awal
 ƩX= 109
2.    Menentukan jumlah skor total dari soal-soal bagian akhir ( 2,4,6,8, dan 10 )
ƩY= jumlah skor total akhir= 73
3.    Menentukan kuadrat jumlah skor total dari soal-soal bagian awal (1,2,3,4,5)
(ƩXt = kuadrat dari jumlah skor total akhir = 345
4.    Menentukan kuadrat jumlah skor total dari soal-soal bagian akhir (6,7,8,9,10)
(ƩYt = kuadrat dari jumlah skor total akhir = 231
5.    Menentukan jumlah perkalian skor bagian awal (x) dengan skor bagian akhir (Y)
(ƩXY) = 223
6.    Menghitung nilai reliabilitas
                                                                                                                               
7.    Reliabilitas sampai langkah ke 6 baru merupakan reliabilitas setengah bagian tes. Untuk menentukan reliabilitas tes sesungguhnya digunakan persamaan :
                 r11 =
b.      Persamaan Flanagan
       Persamaan lain yang dapat digunakan untuk menentukan reliabilitas belah dua adalah persamaan flanagan yaitu :
         r11 =
       r11 = reliabilitas tes
     s2= varian belahan dua
     s1= varian belahan pertama
     sT= varian total
                 varian dapat ditentukan dengan persamaan :
                 St=
No
Nomor Soal
Total
Awal
Akhir
Selisisih
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
xt
Xt2
X1
X2
d
1
1
1
1
1
1
6
7
8
9
10
8
64
5
3
2
4
2
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
8
64
5
3
2
4
3
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
8
64
5
3
2
4
4
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
7
49
4
3
1
1
5
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
7
49
4
3
1
1
6
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
7
49
4
3
1
1
7
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
7
49
4
3
1
1
8
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
7
49
4
3
1
1
9
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
7
36
4
2
2
4
10
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
6
36
4
2
2
4
11
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
6
36
4
2
2
4
12
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
6
36
4
2
2
4
13
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
6
36
4
2
2
4
14
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
6
36
4
1
2
4
15
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
5
25
4
1
3
9
16
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
5
25
4
1
3
9
17
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
5
25
4
1
3
9
18
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
5
25
4
1
3
9
19
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
5
25
3
2
1
1
20
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
5
25
3
2
1
1
21
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
5
25
4
1
3
9
22
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
5
25
3
2
1
1
23
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
5
25
3
2
1
1
24
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
4
16
2
2
0
0
25
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
4
16
2
2
0
0
26
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
4
16
2
2
0
0
27
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
4
16
3
1
2
4
28
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
4
16
3
1
2
4
29
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
4
16
1
1
2
4
30
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
3
9
2
1
1
1
31
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
3
9
2
1
1
1
32
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
3
9
2
1
1
1
33
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
3
9
2
1
1
1
34
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
2
4
1
1
0
0
35
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
2
4
1
1
0
0
36
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
2
4
1
1
0
0










182
1022
115
67
48
106
   
       Langkah-langkah mentukan reliabilitas dengan menggunakan persamaan flanagan
1.      Pilih kesepuluh sola menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah soal-soal  nomor 1,2,3,4,5 dan bagian kedua adalah soal nomor 6,7,8,9,10
2.      Tentukan jumlah skor dan kuadrat skor masing-masing belahan:
Ʃxt = 182, Ʃx²t = 1022,  Ʃx = 115 , Ʃx = 67, Ʃx² = 147
3.      Menentukan jumlah varian soal
St =  =  = 2.830
4.      Menentukan jumlah varian belahan petama
St =  =  = 1.3789
5.      Menentukan jumlah varian belahan kedua
St =  =  = 0.6169
6.      Menentukan reliabilitas dengan memasukkan angka-angka yang diperoleh pada langkah ketiga sampai kelima
r11 =
c.       Persamaan Rulon
       Berangkat dari paralelisme dalam form yang memiliki form lebih dari satu, rulon (1939), dalam crocker dan Algina (1986) berpendapat bahwa variansi perbedaan skor merupakan estimasi variansi eror
r11 = 1-
r11 = reliabilitas tes
St= varian total
d²= perbedaan skor belahan 1 dan 2
  contoh
      s=

      contoh :
No
Nomor soal
Skor total
Deviasi dari mean(x)
Deviasi dari mean kuadrat (x)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(70
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
1
1
1
1
1
1
6
7
8
9
10
8
2.944
8.670
2
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
8
2.944
8.670
3
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
8
2.944
8.670
4
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
7
1.944
3.781
5
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
7
1.944
3.781
6
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
7
1.944
3.781
7
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
7
1.944
3.781
8
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
7
1.944
3.781
9
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
7
0.944
0.892
10
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
6
0.944
0.892
11
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
6
0.944
0.892
12
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
6
0.944
0.892
13
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
6
0.944
0.892
14
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
6
0.944
0.892
15
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
5
-0.056
0.003
16
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
5
-0.056
0.003
17
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
5
-0.056
0.003
18
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
5
-0.056
0.003
19
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
5
-0.056
0.003
20
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
5
-0.056
0.003
21
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
5
-0.056
0.003
22
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
5
-0.056
0.003
23
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
5
-0.056
0.003
24
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
4
-1.056
1.114
25
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
4
-1.056
1.114
26
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
4
-1.056
1.114
27
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
4
-1.056
1.114
28
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
4
-1.056
1.114
29
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
4
-1.056
1.114
30
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
3
-2.056
4.225
31
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
3
-2.056
4.225
32
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
3
-2.056
4.225
33
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
3
-2.056
4.225
34
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
2
-3.056
9.336
35
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
2
-3.056
9.336
36
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
2
-3.056
9.336

36
19
23
20
17
18
15
16
18
0
182
0.000
101.889
P
1.000
0.528
0.639
0.556
0.472
0.500
0.417
0.444
0.500
0.000
0.000


q
0.000
0.472
0.361
0.444
0.528
0.500
0.583
0.556
0.500
1.000



pq
0.000
0.249
0.231
0.247
0.249
0.250
0.243
0.247
0.250
0.000
1.966



Langkah-langkah menggunakan persamaan rulon
1.      Pilih kesepuluh soal menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah soal nomor 1,2,3,4,5 dan soal bagian kekkdua 6.7.8.9.10
2.      Menetukan jumlah skor dan kuadrat skor total
ƩXt = 182
 ƩXt2 = 1022
3.      Menentukan jumalah selisih belahan pertama dan kedua (d)
Ʃd = 48
Ʃd² = 106
4.      Menentukan jumlah varian perbedaan
St =  =  = 2.830
5.      Menentukan jumlah varian perbedaan
Sd =  =  = 1.1667
6.      Menentukan reliabilitas dengan memasukkan angka-angka yang diperoleh pada langkah ketiga dan keempat
r11 = 1-  = 1-
C.  Reliabilitas dan Panjang Tes
       Untuk mengetahui secra nyata skor, harus diperhitungkan standar kesalahan pengukuran. Standar kesalahan pengukuran merupakan fungsi reliabilitas tes dan variabilitas. Tes yang terdiri atas soal soal yang banyak akan akan lebih reliabel dibandingkan dengan tes yang terdiri atas soal sedikit. Sebagai contoh dalam tes fisika untuk kenaikan kelas misalnya terdiri atas 40 soal akan memiliki reliabilitas yang berbeda dengan tes yang memiliki 60 soal, cara menentukan reliabilitas dengan banyaknya soal yang berbeda dapat menggunakan persamaan Spearman dan Brown sebagai berikut :
r=
r= indeks reliabilitas setelah ditambah soal
n = perkalian penambahan soal
r = indeks reliabilitas awal
contoh
       Pada suatu tes yang terdiri atas 40 soal fisika dengan indeks eliabilitasnya 0,6 ditambah dengan 20 soal fisika lainya sehingga menjadi 60 soal. Berapakah indeks reliabilitasnya sekarang? Penambahan 20 soal pada 40 soal, maka panjang tes sekarang menjadi 60 soal, panjang tes sekrang adalah 1,5 tes awal.
r = 0.692
Formula spearman brown juga dapat digunakan untuk estimasi reliabilitas yang akan diperoleh apabila dikehendaki untuk memperpendek tes.
rxxˈ =
contoh
       Misalkan suatu tes  yang terdiri dari 100 item mempunyai reliabilitas = 0.90 dan ingin memperpendek hanya menjadi 60 item. Reliabilitas tes tersebut setelah diperpendek dapat di estimasi sebgai berikut :
k = 100/60 =5/3
rxxˈ = .90
ryyˈ =  = .8437
sedangkan apabila tes mempunyai reliabilitas ryyˈ dan akan dirubah sehingga mempunyai reliabilitas sebesar rxxˈ, dapat pula diketahui berapa kali lipat banyaknya item tes yang baru dibanding banyaknya item tes semula
k =
ryyˈ = reliabilitas semula
rxxˈ = reliabilitas yang dikehendaki
k = rasio jumlah item tes yang baru dan jumlah item tes semula
contoh
      Bila jumlah reliabilitas semula ryyˈ = 0.30 dan ingin ditingkatkan mdnjadi rxxˈ = 0.60 maka:
k =  = 3  1/2



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
       Reliabilitas diartikan dengan keajekan (konsistensi) bila mana tes tersebut diuji berkali-kali hasilnya relatif sama, artinya setelah hasil tes yang pertama dengan tes yang berikutnya dikorelasikan terdapa hasil korelasi yang signifikan.
       Beberapa hal yang sedikit banyak mempengaruhi hasil tes banyak sekali. Namun secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 3 hal:
       Hal yang berhubungan dengan tes itu sendiri, yaitu panjang tes dan kualitas butir-butir soalnyaHal yang berhubungan dengan tercoba (testee), dan Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes
       Realibitas dapat diestimasi dengan tiga metode, yaitu Ada tiga metode dalam mengestimasi reliabilitas, yaitu test-retest, paralel dan belah dua, sedangkan cara menghitung teknik belah dua dapat menggunakan formula produk momen, flanagan dan rulon sedangkan cara menentukan reliabilitas dengan banyaknya soal yang berbeda dapat menggunakan persamaan Spearman dan Brown












DAFTAR PUSTAKA
Athok Fuadi, 2006, Sistem Pengembangan Evaluasi: Ponorogo Press.
Dr. Nana sudjana, 1995, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya
Mardapi Djumari, 2007, Tekhnik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes, Jogjakarta: Mitra Cendika
Purwanto Ngalim, 2002, Prinsip-prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran   Bandung: Remaja Rosdakarya






No comments:

Post a Comment