MAKALAH PEMBELAJARAN INOVATIF
Oleh;
FARINKA NURRAHMAH AZIZAH_0103513071
MASKURI_0103513087
SINGGANG BUDIARTO_0103513075
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Proses pembelajaran merupakan suatu konsep yang sangat
komplek dalam menjadikan suatu kegiatan pembelajaran yang terjadi menjadi lebih
efektif, efisien dan kondusif. Proses ini melibatkan berbagai unsur dalam satu
lingkungan belajar, baik guru, siswa, media, dan unsur lain yang menunjang
terjadinya interaksi belajar. Pembelajaran yang terjadi selama
ini diartikan sebagai pembelajaran konvensional yang hanya memfokuskan
pada komunikasi verbalistik, sentralisasi guru, pembelajaran yang otoriter, gurulah
yang berhak menentukan apa yang akan dipelajari oleh siswa dan faham-faham yang
tidak memberikan ruang kreatifitas baik bagi siswa dalam mengembangkan
pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Hal ini menjadi suatu dasar suatu
jurang pemisah antara guru dan siswa dalam pembelajaran. Sikap, paham, atau
kebiasaan yang terjadi seperti disebutkan menjadikan suasana belajar tidak
menyenangkan. Menyikapi hal itu, penulis dalam makalah ini, mencoba untuk
mengangkat beberapa model pembelajaran yang bisa dijadikan rujukan oleh guru dalam
menerapkan model dan strategi pembelajaran yang bersifat inovatif dan
berorientasi pada prinsip-prinsip konstruktifis yang saat ini sangat dianjurkan
bagi setiap guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Pembelajaran
inovatif ini dilengkapi dengan model-model yang sangat variatif dengan sintaks
atau langkah-langkahnya. Di antaranya model pembelajaran lansung, kooperatif,
pembelajaran berdasarkan masalah, inkuiri, atau belajar melalui penemuan. Demikianlah
maakalah ini dibuat dengan harapan dapat menjadi salah satu referensi bagi
setiap pembaca dalam mengembangkan kemampuannya dalam mengembangkan suatu
proses pembelajaran yang berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang
inovatif.
B. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis angkat dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Apa hakekat dari proses pembelajaran?
2.
Apa pengertian pembelajaran inovatif?
3.
Apa tujuan dan manfaat dari pembelajaran inovatif bagi
siswa dan guru?
4.
Bagaimanakah contoh-contoh model pembelajaran inovatif
yang cocok untuk anak SD?
C. Tujuan
Beberapa hal yang menjadi tujuan dari penulis dalam
menyusun makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagi penulis:
a.
Menjadikan model pembelajaran inovatif sebagai rujukan
pertama dalam mengembangkan model pembelajaran.
b.
Meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam
mengaplikasikan model pembelajaran inovatif dalam meningkatkan ketrampilan
mengajar sebagai calon guru yang profesional.
c.
Meningkatkan keterampilan menulis.
2.
Bagi Pembaca
a. Memberikan
informasi penting tentang hakikat pembelajaran
b. Menuangkan
pengetahuan tentang pembelajaran inovatif, manfaat, contoh-contoh dan
penerapannya, serta kesesuaiannya dengan Kompetensi Dasar yang ada di dalam
kurikulum Sekolah Dasar.
D. Manfaat
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari tulisan ini
adalah sebagai berikut:
1.
Bagi penulis diharapkan pada akhirnya dapat menjadi
guru yang profesional dengan kemampuan mengajar yang selalu inovatif dengan mengacu
pada prinsip-prinsip pengembangan model pembelajaran yang inovatif
dan mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi tercapainya
tujuan pembelajaran.
2.
Bagi pembaca, agar bisa menerapkan model-model
pembelajaran inovatif dengan baik dan benar sesuai dengan motivasi yang
positif.
BAB II
ISI
1.
Hakikat Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah suatu proses interaksi
peserta didik dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu
dan pengetahuan, penguasaan kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses pembelajaran mempunyai dua komponen yang
terlibat yaitu belajar dan mengajar. Belajar merupakan suatu proses yang
ditandai dengan terjadinya perubahan pada seseorang. Perubahan tersebut dalam
bentuk pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan
dan kemampuan serta perubahan aspek lain yang terjadi pada individu yang sedang
belajar (Sujana, 1988). Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu aktifitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku dari
pembelajar baik aktual maupun potensial. Perubahan tersebut tidak hanya perubahan
yang nampak saat selesainya suatu proses pembelajaran tapi juga potensi yang muncul
setelah waktu yang lama yang merupakan hasil jangka panjang dari suatu proses
pembelajaran.
B. Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif merupakan suatu pemaknaan
terhadap proses pembelajaran yang bersifat komprehensif yang berkaitan dengan
berbagai teori pembelajaran modern yang berlandaskan pada inovasi pembelajaran.
Definisinya, Pembelajaran inovatif adalah suatu proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan
pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional). Perbedaan
ini mengarah pada proses dan hasil yang lebih baik dari sebelumya. Proses
pembelajaran yang selama ini dilaksanakan cenderung mengarah pada penguasaan
hafalan konsep dan teori yang bersifat abstrak. Pembelajaran semacam ini akan
membuat anak kurang tertarik dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran yang berakibat pada rendahnya hasil pembelajaran serta
ketidak bermaknaan pengetahuan yang diperoleh oleh siswa. Di samping itu,
pengetahuan yang dipelajari siswa seolah-olah terpisah dari permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari yang dihadapi oleh siswa.
Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran
yang bepusat pada siswa. Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan
dikondisiskan untuk siswa agar belajar. Dalam pembelajaran yang berpusat pada
siswa, pemahaman kontek siswa menjadi bagian yang sangat penting, karena dari seluruh
rancangan proses pembelajaran dimulai. Hubungan antara guru dan siswa menjadi
hubungan yang saling belajar dan saling membangun. Otonomi siswa dan subyek
pendidikan menjadi titk acuan seluruh perencanaan dan proses pembelajaran.
Dengan mengacu pada pembelajaran aktif dan inovatif.
Adapun model-model pembelajaran inovatif yang diangkat
oleh penulis dalam makalah ini diantaranya: model Pembelajaran Langsung,
pembelajaran Diskusi Kelas, model-model pembelajaran Kooperatif, dan beberapa
contoh model dan langkah-langkah pembelajaran Inovatif.
C. Model-model Pembelajaran Inovatif
1.
Model pembelajaran langsung
Ruang
lingkup pengajaran langsung
a. Istilah dan
pengertian
Model pengejaran langsung adalah salah satu pendekatan
mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang
terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
bertahap, selangkah demi selangkah (Arends, 1997). Istilah lain model pengajaran
langsung dalam Arends (2001, 264) antara lain training model, active teaching model, mastery teaching, explicit
instruction.
Ciri-ciri model pengajaran langsung (dalam Kasdi &
Nur, 2000: 3) adalah sebagai berikut:
1) Adanya
tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian
belajar.
2) Sintaks atau
pola keseluruhan dan luar kegiatan pembelajaran; dan
3) Sistem
pengelolaan dan lingkungan belajar, model yang diperlukan agar kegiatan
pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan baik.
b. Tujuan
pembelajaran dan hasil belajar siswa
Para pakar teori belajar pada umumnya membedakan dua
macam pengetahuan, yakni pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.
Pengetahuan deklaratif (dapat diungkapkan dengan kata-kata) adalah pengetahuan
tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang cara
melakukan sesuatu. Sebagai contoh pengetahuan deklaratif yaitu: tekanan adalah hasil
bagi antara gaya dan luas bidang benda yang dikenai gaya(p=F/A). Pengetahuan
prosedural yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif di atas adalah cara
memperoleh rumus / persamaan tekanan tersebut.
Menghafal hukum atau rumus tertentu dalam bidang studi
fisika , kimia, matematika merupakan contoh pengetahuan deklaratif sederhana atau
informasi faktual. Pengetahuan yang lebih tinggi tingkatannya memerlukan
penggunaan pengetahuan dengan cara tertentu, misalnya membandingkan dua
rancangan penelitian, menilai hasil karya seni dan lain-lain. Seringkali
penggunaan pengetahuan prosedural memerlukan penguasaan pengetahuan prasyarat
yang berupa pengetahuan deklaratif. Para guru selalu menghendaki agar
siswa-siswa memperoleh kedua macam pengetahuan tersebut, supaya mereka dapat
melakukan suatu kegiatan dan melakukan segala sesuatu dengan berhasil.
c. Sintaks atau
pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
Pada model pengajaran langsung terdapat lima fase yang
sangat penting. Guru mengawali pelajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan
latar belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk menerima
penjelasan guru.
Pengajaran langsung, menurut Kasdi (1997: 3) dapat
berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktek, dan kerja kelompok.
Pengajaran langsung digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang
ditransformasikan langsung oleh guru kepada siwa. Penyusunan waktu yang
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus seefisien mungkin, sehingga
guru dapat merancang dengan tepat waktu yang digunakan.
Model
pembelajaran ini cocok diterapkan pada aspek Berbicara, kelas VI semester
2
Standar Kompetensi :
mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dengan berpidato, melaporkan
isi buku dan baca puisi.
Kompetensi Dasar : membacakan Puisi
karya sendiri dengan ekspresi yang tepat
|
Sintaks Model pengajaran langsung tersebut disajikan
dalam 5 (lima) tahap, seperti pada tabel berikut:
Fase
|
Peran Guru
|
Fase 1
Menyampaikan
tujuan dan mempersiapkan siswa
|
Guru
menjelaskan TPK, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran,
mempersiapkan siswa untuk belajar.
|
Fase 2
Mendemonstrasi
pengetahuan dan ketrampilan
|
Guru
mendemonstrasikan ketrampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap
demi tahap.
|
Fase 3
Membimbing
pelatihan
|
Guru
merencanakan dan memberikan pelatihan awal.
|
Fase 4
Mengecek
pemahaman dan memberikan umpan balik
|
Mencek
apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik.
|
Fase 5
Memberikan
kesempatan untk pelatihan lanjutan dan penerapan
|
Guru
mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian
khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan
sehari-hari.
|
2.
Model pembelajaran Diskusi Kelas
1.
Pengertian
Diskusi merupakan komunikasi-sesorang berbicara satu
dengan yang lain, saling berbagi gagasan dan pendapat. Kamus bahasa
mendefinisikan diskusi hampir identik dengan diskursus yaitu melibatkan
saling tukar pendapat secara lisan, teratur, dan untuk mengekspresikan pikiran
tentang pokok pembicaraan tertentu (Arends, 1997).
Berdasarkan beberapa pengertian para ahli, pemanfaat
diskusi oleh guru mempunyai arti untuk memahami pikiran siswa dan memproses
gagasan dan informasi yang diajarkan melalui komunikasi yang terjadi selama
pembelajaran berlangsung baik antara siswa maupun komunikasi guru dengan siswa.
Sehingga diskusi menyediakan tatanan sosial yang dapat membantu siswa
menganalisis proses berpikir mereka. Contoh model pembelajaran diskusi kelas
adalah:
Berpikir –
Berpasangan – Berbagi (Think-Pair-Share).
Langkah-langkah penyelenggaraan model diskusi Think-Pair-Share
Tahap
|
Kegiatan
Guru
|
Tahap 1
menyampaikan tujuan dan mengatur siswa
Tahap 2 mengarahkan diskusi
Tahap 3
menyelenggarakan diskusi.
Tahap 4
mengakhiri diskusi
Tahap 5
melakukan Tanya jawab singkat tentang proses diskusi
|
1)
Menyampaikan pendahuluan, (a) motivasi, (b)
menyampaikan tujuan dasar diskusi, (c) apersepsi;
1)
Menjelaskan tujuan diskusi
1)
mengajukan pertanyaan awal/permasalahan;
2)
modeling
1)
membimbing/mengarahkan siswa dalam mengerjakanLKS
secara mandiri (think)
2)
membimbing/mengarahkan siswa dalam berpasangan(pair);
3)
membimbing/mengarahkan siswa dalam berbagi(share)
4)
menerapkan waktu tunggu;
5)
membimbing kegiatan siswa,
1)
menutup diskusi.
2)
Membantu siswa membuat rangkuman diskusi dengan
Tanya-jawab singkat
|
Sumber: Tjokrodihardjo, (2003)
3.
Pembelajaran Kooperatif
Pakar-pakar yang memberikan sumbangan pemikiran bagi
pengembangan model pembelajaran kooperatif adalah John Dewey dan Herbert
Thelan. Menurut Dewey kelas seharusnya merupakan cerminan masyarakat yang lebih
besar. Thelan telah mengembangkan prosedur yang tepat untuk membantu para siswa
bekerja secara berkelompok. Tokoh lain adalah ahli sosiologi Gordon Alport yang
mengingatkan kerja sama dan bekerja dalam kelompok akan memberikan hasil lebih
baik. Shlomo Sharan mengilhami peminat model pembelajaran kooperatif untuk
membuat seting kelas dan proses pengajaran yang memenuhi tiga kondisi yaitu (a)
adanya kontak langsung, (b) sama-sama berperan serta dalam kerja kelompok dan
(c) adanya persetujuan antar anggota dalam kelompok tentang setting kooperatif
tersebut.
Hal penting dalam model pembelajaran kooperatif adalah
bahwa siswa dapat belajar cara bekerja sama dengan teman. Teman yang lebih
mampu dapat menolong teman yang lemah. Dan setiap anggota kelompok tetap
memberi sumbangan pada prestasi kelompok. Para siswa juga mendapat kesempatan
untuk bersosialisasi.
Terdapat beberapa tipe model pembelajaran kooperatif
seperti tipe STAD (Student Teams Achievement Division), tipe jigsaw dan
investigasi kelompok dan pendekatan struktural. Keempat
tipe tersebut mempunyai perbandingan seperti pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Perbandingan Empat
Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif
Aspek
|
Tipe STAD
|
Tipe Jigsaw
|
Investigasi Kelompok
|
Pendekatan Struktural
|
Tujuan
kognitif
|
Informasi akademik sederhana
|
Informasi akademik sederhana
|
Informasi akademik tingkat tinggi dan keterampilan
inkuiri
|
Informasi akademik sederhana
|
Tujuan
sosial
|
Kerja kelompok dan kerja sama
|
Kerja kelompok dan kerja sama
|
Kerjasama dalam kelompok kompleks
|
Keterampilan kelompokan keterampilan sosial
|
Struktur
tim
|
Kelompok heterogen dengan 4-5 orang anggota
|
Kelompok belajar heterogen dengan 5-6 orang anggota
menggunakan pola kelompok ”asal” dan kelompok ”ahli”
|
Kelompok belajar dengan 5-6 anggota heterogen
|
Bervariasi, berdua, bertiga, kelompok dengan 4-6 anggota.
|
Pemilihan
topik pelajaran
|
Biasanya guru
|
Biasanya guru
|
Biasanya siswa
|
Biasanya guru
|
Tugas
Utama
|
Siswa dapat menggunakan lembar kegiatan dan saling
membantu untuk menuntaskan materi belajarnya
|
Siswa mempelajari materi dalam kelompok” ahli”
kemudian membantu anggota kelompok asal mempelajari materi itu
|
Siswa menyelesaikan inkuiri kompleks
|
Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan sosial
dan kognitif
|
Penilaian
|
Tes mingguan
|
Bervariasi dapat berupa tes mingguan
|
Menyelesaikan proyek dan menulis laporan, dapat
menggunakan tes essay
|
Bervariasi
|
Pengakuan
|
Lembar pengetahuan dan publikasi lain
|
Publikasi lain
|
Lembar pengetahuan dan publikasi lain
|
Bervariasi
|
4.
Contoh-contoh model pembelajaran Inovatif dan langkah-langkah
penerapannya.
Berikut beberapa contoh model pembelajaran
Inovatif yang bisa dijadikan rujukan dalam memilih dan menerapkan model
pembelajaran di kelas dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
khususnya di kelas Lanjut:
a.
Role Playing
Langkah-langkah :
1)
Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan
ditampilkan
2)
Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua
hari sebelum KBM
3)
Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4)
Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin
dicapai
5)
Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk
melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
6)
Masing-masing siswa duduk di kelompoknya,
masing-masing memperhatikan skenario yang sedang diperagakan
7)
Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa
diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas
8)
Masing-masing kelompok menyampaikan hasil
kesimpulannya
9)
Guru memberikan kesimpulan secara umum
10) Evaluasi
11) Penutup
b.
Group Investigation (Sharan, 1992)
Langkah-langkah :
1)
Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
2) Guru
menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3) Guru
memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat
tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
4) Masing-masing
kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan
5) Setelah
selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan
kelompok
6) Guru
memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
7) Evaluasi
8) Penutup
c.
Talking Stick
Langkah-langkah :
1)
Guru menyiapkan sebuah tongkat
2) Guru
menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan
kepada siswa untuk untuk membaca dan mempelajari materi pada
pegangannya/paketnya
3) Setelah
selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup
bukunya
4) Guru
mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan
pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian
seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap
pertanyaan dari guru
5) Guru
memberikan kesimpulan
6) Evaluasi
7)
Penutup
d.
Bertukar Pasangan
Langkah-langkah :
1)
Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa
menunjukkan pasangannya atau siswa menunjukkan pasangannya)
2)
Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas
dengan pasangannya
3)
Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu
pasangan yang lain
4)
Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan
masing-masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban
mereka
5)
Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan
kemudian dibagikan kepada pasangan semula
e.
Snowball Throwing
Langkah-langkah :
1)
Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2)
Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil
masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
3)
Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya
masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada
temannya
4)
Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar
kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi
yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
5)
Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan
dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
6) Setelah
siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara
bergantian
7) Evaluasi
8) Penutup
f.
Facilitator And Explaining
Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya
Langkah-langkah :
1)
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2)
Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3)
Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan
kepada peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta
konsep maupun yang lainnya
4)
Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa
5)
Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
6)
Penutup
g.
Course Review Horay
Langkah-langkah :
1)
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2)
Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3)
Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
4)
Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak
9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan seler
masing-masing siswa
5)
Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis
jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan,
kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x)
6)
Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau
horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
7)
Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay
yang diperoleh
8)
Penutup
h.
Demonstration
(Khusus materi yang memerlukan peragaan atau percobaan misalnya Gussen)
Langkah-langkah :
1)
Guru menyampaikan TPK
2)
Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan
dismpaikan
3)
Siapkan bahan atau alat yang diperlukan
4)
Menunjukan salah seorang siswa untuk mendemontrasikan
sesuai skenario yang telah disiapkan
5)
Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisa
6)
Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisanya
dan juga pengalaman siswa didemontrasikan
7)
Guru membuat kesimpulan
i.
Explicit Intruction/Pengajaran Langsung (Rosenshina
& Stevens, 1986)
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk
mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedur dan pengetahuan
deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangklah
Langkah-langkah :
1)
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2)
Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
3)
Membimbing pelatihan
4)
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5)
Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
j.
Cooperative Integrated Reading And Composition
(CIRC)/Kooperatif Terpadu Membaca Dan Menulis (Steven & Slavin, 1995)
Langkah-langkah :
1)
Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara
heterogen
2)
Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3)
Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide
pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar
kertas
4)
Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5)
Guru membuat kesimpulan bersama
6)
Penutup
k.
K. Inside-Outside-Circle/Lingkaran
Kecil-Lingkaran Besar (Spencer Kagan)
“Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan
yang berbeda dengan singkat dan teratur”
Langkah-langkah :
1)
Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap
keluar
2)
Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar
lingkaran pertama, menghadap ke dalam
3)
Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan
besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua
pasangan dalam waktu yang bersamaan
4)
Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di
tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua
langkah searah jarum jam.
5)
Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang
membagi informasi. Demikian seterusnya
l.
Tebak Kata
Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau
kata-kata lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin
ditebak.Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau
ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi ataudiselipkan
ditelinga.
Langkah-langkah :
1)
Jelaskan TPK atau materi ± 45 menit
2)
Suruhlah siswa berdiri didepan kelas dan berpasangan
3)
Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm
yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu
yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian
ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.
4)
Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan
kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang
dimaksud dalam kartu 10×10 cm. jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang
ditempelkan di dahi atau telinga.
5)
Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di
kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah
ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi
jawabannya.
CONTOH
KARTU
Perusahaan ini tanggung-jawabnya tidak terbatas
Dimiliki oleh 1 orang
Struktur organisasinya tidak resmi Bila untung
dimiliki,diambil sendiri NAH … SIAPA … AKU ?
JAWABNYA : PERUSAHAAN PERSEORANGAN
|
m.
Word Square
MEDIA : Buat kotak sesuai keperluan dan buat soal sesuai TPK
Langkah-langkah
:
1) Sampaikan
materi sesuai TPK
2)
Bagikan lembaran kegiatan sesuai contoh
3)
Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir huruf
dalam kotak sesuai jawaban
4)
Berikan poin setiap jawaban dalam kotak :
CONTOH SOAL
1)
Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran
dengan cara …….
2)
……. Digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
3)
Uang ……. Saat ini banyak di palsukan
4)
Nilai bahan pembuatan uang disebut …….
5)
Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang
atau jasa disebut nilai …….
6)
Nilai perbandingan uang dalam negara dengan mata uang
asing disebut …….
7)
Nilai yang tertulis pada mata uang disebut nilai …….
8)
Dorongan seseorang menyimpan uang untuk keperluan jual
beli disebut motif …….
9)
Perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai
rekening ke bank untukmembayar sejumlah uang disebut …….
T
|
Y
|
E
|
N
|
I
|
O
|
K
|
N
|
R
|
A
|
U
|
A
|
N
|
K
|
U
|
O
|
A
|
B
|
A
|
R
|
T
|
E
|
R
|
M
|
N
|
A
|
N
|
I
|
R
|
R
|
S
|
I
|
S
|
D
|
G
|
I
|
I
|
T
|
G
|
N
|
A
|
O
|
N
|
L
|
S
|
A
|
I
|
A
|
K
|
L
|
A
|
A
|
I
|
S
|
R
|
L
|
S
|
A
|
C
|
E
|
K
|
B
|
O
|
S
|
I
|
R
|
I
|
N
|
G
|
G
|
I
|
T
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hakekat suatu proses pembelajaran yang telah diuraikan
dalam makalah ini, merupakan suatu paradikma baru yang sangat perlu bagi kita
khususnya sebagai guru dan calon guru untuk mengembangkan model pembelajaran
yang berorientasi pada model pembelajaran Inovatif. Pembelajaran inovatif
merupakan suatu konsep pembelajaran yang sangat menekankan pada pentingnya
partisipasi aktif dari siswa dalam mempelajari suatu kompetensi yang hendak
mereka kuasai, guru bertindak sebagai fasilitator yang juga berperan penting
dalam merancang pembelajaran yang menyenangkan dan bisa mengangkat dan
mengembangkan kreatifitas siswa. Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam
mengembangkan model pembelajaran inovatif adalah mengacu pada teori
konstruktifisme yang dibangun dari anak dalam belajar dan berinteraksi dengan
lingkungan belajarnya.
B.
Saran
Penulis mengharapkan agar setiap pembaca juga mampu
menerapkannya dalam pelaksanaan proses pembelajaran langsung di kelas, karena
model pembelajaran inovatif merupakan model yang sangat dianjurkan oleh banyak
kalangan karena dapat meningkatkan pola konstruktif berbagai aspek perkembangan
anak, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor yang seimbang. Dengan berbagai
kekurangan yang penulis miliki, penulis juga menghimbau kepada pembaca agar
juga tetap berusaha mencari referensi lain baik dari makalah lain, buku, maupun
dari internet tentang materi atau hal yang berkaitan dengan model pembelajaran
yang baik bagi pembelajaran. Dengan rendah hati, penulis juga selalu
mengharapkan kritik dan saran yang menunjang kesempurnaan makalah ini dari
setiap pembaca, atas partisipasinya, penulis mengucapkan limpah terima kasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Arend,
Richardl. 1997. Classroom Instruksional
Management. New York: The Mc Graw-Hill Company.
Ismail.
2003. Model-Model Pembelajaran.
Jakarta: Dit. Pendidikan Lanjutan Pertama.
Lie,
Anita. 2004. Cooperative Learning.
Jakarta: Grasindo.
Kasdi,S.
Dan Nur, M. 2000. Pengajaran Langsung.
Surabaya: University Press.
No comments:
Post a Comment