MAKALAH
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Makalah Dibuat Untuk Melengkapi Tugas
Mata Kuliah Perkembangan Peserta
Didik
Dosen Pengampu: Dr. Tri Suminar, M.Pd
Dr. Amin Yusuf, M.Si
Oleh:
SUTRIASIH ( 0103513033 )
TITIK SUMERI ( 0103513059 )
PROGRAM PASCA SARJANA
PENDIDIKAN DASAR KONSENTRASI PGSD
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan merupakan suatu proses
yang terjadi selama manusia hidup. Perkembangan individu merupakan pola gerakan atau perubahan
yang secara dinamis dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus berlanjut
sepanjang siklus kehidupan manusia yang terjadi akibat dari kematangan dan
pengalaman (Hurlock, 1991; Rice, 2002). Studi mengenai perkembangan seseorang
tidak lagi seperti dahulu yang berhenti pada waktu seseorang mencapai
kedewasaannya, melainkan berlangsung terus menerus dan mulai konsepsi hingga
orang itu mati. Pembentukan pada masa dini ini akan bersifat tetap dan
mempengaruhi sifat penyesuaian fisik, psikologis dan sosial pada masa-masa yang
kemudian. Hal ini pula menyebabkan mengapa perlakuan terhadap anak pada masa
dini ini harus sedemikian rupa sehingga dapat mengarah kepada penyesuaian
sosial dan penyesuaian pribadi yang baik pada masa yang akan datang. Dalam proses ini banyak dipengaruhi
oleh faktor-faktor tertentu yaitu, pendidikan, pergaulan, lingkungan, keluarga
dan lainnya. Misalnya kita setiap hari banyak menemui orang-orang, yang satu
baik dan aktif, yang satu terbilang nakal. Oleh karena itu perlu kita ketahui
faktor–faktor apa saja yang dominan pengaruhnya dalam perkembangan peserta
didik.
B.
Rumusan masalah
1. Faktor – faktor apa sajakah yang mempengaruhi
perkembangan peserta didik?
2. Aliran apa saja yang berhubungan
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik?
C.
Tujuan
Pembahasan
1. Mengetahui
faktor – faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik
2. Mengetahui aliran
yang berhubungan dengan
faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan peserta didik
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pengkajian Perkembangan Individu ini ada dua istilah
yang sering muncul, pertama perkembangan (development) dan kedua adalah
pertumbuhan (growth). Istilah perkembangan dititikberatkan pada
aspek-aspek yang bersifat psikis (kualitatif), sedangkan pertumbuhan dipakai
untuk perubahan-perubahan yang bersifat fisik (kuantitatif). Antara fisik dan
psikis ini saling berkaitan dalam menelaah kehidupan manusia (Desmita,2012).
Pertumbuhan dan perkembangan kadang-kadang masih kabur pengertiannya dan sukar
dibedakan. Biasanya istilah-istilah itu digunakan untuk menjelaskan adanya
perubahan yang bersifat progresif namun sifatnya berbeda.
Secara rinci, perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan adalah:
a. Pertumbuhan (Growth): cenderung lebih bersifat
kuantitatif dan berkaitan dengan aspek fisik.
Contoh: ukuran berat dan tinggi
badan , ukuran dimensi sel tubuh, umur tulang yang bisa diukur
b. Perkembangan (Development: cenderung lebih bersifat kualitatif,
berkaitan dengan pematangan fungsi organ individu
Contoh:
1. Bertambahnya kemampuan dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, misalnya
dalam perkembangan bahasa, emosi, intelektual, perilaku
2. Perkembangan periode bayi sampai
anak. Kita melihat bahwa bayi dan anak berbeda sebagai hasil dari pertumbuhan,
tetapi disini juga terdapat perubahan struktur dan bentuk. Jadi, bentuk bayi
tidak sama dengan bentuk anak (bentuknya bukan bentuk bayi dalam ukuran besar).
Untuk perubahan strukturnya yaitu secara berproses melalui kematangan dan
belajar, tangan anak sudah bisa digunakan untuk makan sendiri.
A.
Faktor – Faktor
Yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik
Kajian
medik dan psikologi perkembangan menunjukkan bahwa disamping dipengaruhi oleh
faktor bawaan, kualitas individu juga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
lain, seperti faktor lingkungan yang tidak lepas dari pengaruh faktor
psikososial. Baik faktor bawaan atau sering juga disebut faktor keturunan dan
faktor lingkungan. Kedua faktor ini berbeda-beda antara individu yang satu
dengan yang lain, sehingga menyebabkan perbedaan yang disebut dengan istilah individual
differences. Berdasarkan hal ini, masing-masing individu memiliki
keunikan atau kekhasan sendiri baik dalam setiap gejala jiwa yang meliputi
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang terlihat dalam kemampuan
berfikir, merasakan sesuatu, serta sikap dan perilakunya sehari-hari. Dalam
melihat dan menyikapi perbedaan tersebut, hendaknya pendidik menyadari bahwa
tidak semua individu dapat diperlakukan dengan cara yang selalu sama. Masing-masing
individu memiliki kekhasan sendiri, sehingga pendekatan yang sifatnya personal
maupun institusional tentu berbeda.
Untuk
lebih jelasnya, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan individu
adalah sebagai berikut:
1.
Faktor Internal
a.
Faktor Genetika (hereditas)
Gen adalaah
substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk. Gen mempengaruhi
ciri dan sifat mahluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tingga tubuh, warna kulit,
dan sebagainya. Gen juga menentukan kemampuan metabolisme mahluk hidup,
sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
Hereditas
merupakan “totalitas karakeristik individu yang diwariskan orang tua kepada
anak, atau segala potensi baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak
masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen.
Meskipun peranan
gen sangat penting, factor genetis bukan satu-satunya factor yang menentukan
pola pertumbuhan dan perkembangan karena juga dipengaruhi oleh factor lainnya.
b. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor
fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.
Factor fisiologis yang mempengaruhi perkembangan peserta didik diantaranya
adalah:
1) Tubuh dan warna kulit.
Tubuh
merupakan bagian dari pertumbuhan dan perkembangan seseorang yang tidak bisa
disamakan dengan yang lainnya, begitupun dengan warna kulit seseorang. Hal ini
akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan seseorang sesuai dengan tahap
perkembangannya.
2)
Faktor Gizi atau Asupan Makanan
Kesehatan
individu sangat tergantung pada pemberian gizi yang baik dan berimbang. Hal ini
merupakan faktor yang sangat penting dalam merangsang tumbuh kembang individu
dan merangsang perkembangan otak dan sistem syarafnya yang merupakan bagian
paling penting dalam menentukan tumbuh dan kembang individu.
3)
Cacat dan penyakit
Kondisi
individu yang cacat atau mempunyai penyakit tertentu, tentu saja akan
berpengaruh terhadap perkembangan anak. Pengaruh yang diberikan tidak hanya
pengaruh pada fisik saja, melainkan juga secara psikologis. Cacat atau penyakit
banyak disebabkan oleh beberapa hal yaitu :
a) Pengaruh genetik
b) Ibu yang kurang gizi pada saat
mengandung.
c) Obat-obatan dan alkohol.
d) Radiasi
e) Penyakit yang diderita Ibu selama
kehamilan
f) Keadaan Emosi pada Ibu saat hamil.
c. Faktor Psikologis.
Kondisi
fisik dan psikis individu sangat berkaitan. Kondisi fisik yang tidak sempurna
atau cacat juga berkaitan dengan persepsi individu terhadap kemampuan dirinya.
Begitupun dengan ketidakmampuan intelektual yang diulas sebelumnya dapat
disebabkan karena kerusakan sistem syaraf , kerusakan otak atau mengalami
retardasi mental.
Dalam hal kejiwaan, kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi setiap orang
itu berbeda. Kemampuan berpikir mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan
belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual
tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan
intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara
seimbang sangat menentukan keberhasilan dan kecerdasan dalam perkembangan sosial
anak.
Beberapa
faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses perkembangan siswa, hormone,
intelegensi, motivasi, sikap, dan bakat.
1)
Hormon
Hormon
merupakan zat yang berfungsi mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh.
Meskipun kadarnya sedikit, hormone memberikan pengaruh yang nyata dalam
pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormone akan mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan pada mahluk hidup beragam jenisnya.
2)
Kecerdasan/inteligensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan
sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan
hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh yang
lain. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ
yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sendiri
sebagai pengendali tertinggi (executive control) dari hampir seluruh aktivitas
manusia.
Pemahaman tentang tingkat kecerdasan
individu dapat diperoleh oleh orangtua dan guru atau pihak-pihak yang
berkepentingan melalui konsultasi dengan psikolog atau psikiater. Sehingga
dapat diketahui anak didik berada pada tingkat kecerdasan yang mana, amat
superior, superior, ratarata, atau mungkin lemah mental. Informasi tentang
taraf kecerdasan seseorang merupakan hal yang sangat berharga untuk
memprediksi kemampuan belajar seseorang. Pemahaman terhadap tingkat kecerdasan
peserta didik akan membantu mengarahkan dan merencanakan bantuan yang akan
diberikan kepada siswa.
3) Seks
Perbedaan perkembangan antara kedua
jenis seks tidak tampak jelas yang nyata kelihatan adalah kecepatan dalam
pertumbuhan jasmaniyah. Pada waktu lahir anak laki-lakilebih besar dari
perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat perkembangannya dan lebih cepat
pula dalam mencapai kedewasaannya dari pada anak laki-laki. Anak perempuan pada
umumnya lebih cepat mencapai kematangan seksnya kira-kira satu atau dua tahun
lebih awal dan pisiknya juga tampak lebih cepat besar dari pada anak lakilaki.
Hal ini jelas pada anak umur 9 sampai 12 tahun
4) Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor
yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong
siswa inginn melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan
motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong,
memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat. Motivasi juga diartikan
sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah
perilaku seseorang. Seperti seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak
perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi
aktivitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah menjadi kebutuhannya.
5) Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu
dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal
yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons
dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya,
baik secara positif maupun negatif (Sutirna, 2003). Sikap siswa dalam belajar
dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru,
pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap
yang negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang
profesional dan bertanggung jawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan
profesionalitas, seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi
siswanya; berusaha mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik,
sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha untuk menyajikan pelajaran yang
diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti
pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan; meyakinkan siswa bahwa bidang
srudi yang dipelajari bermanfaat bagi diri siswa.
6) Bakat
Faktor psikologis lain yang
memengaruhi proses perkembangan adalah bakat. Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan
sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan
pada masa yang akan datang (Sutirna, 2013). Berkaitan dengan belajar, Slavin (Sutirna,2013)
mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki seorang siswa untuk
belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorangyang menjadi salah
satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat
seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan
mendukung proses belajarnya sehingga kernungkinan besar ia akan
berhasil.
Pada dasarnya, setiap orang
mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga diartikan sebagai kemampuan
dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya
pendidikan dan latihan. Individu yang telah memiliki bakat tertentu, akan lebih
mudah menyerap segala informasi yang berhubungan dengan bakat yang
dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat di bidang bahasa akan lebih mudah
mempelajari bahasa-bahasa lain selain bahasanya sendiri.
2. Faktor Eksternal
Faktor
eksternal merupakan hal – hal yang datang atau ada di luar diri siswa/peserta
didik yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman
berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan. faktor eksternal yang
memengaruhi perkembangan dapat digolongkan menjadi 7 macam yaitu: faktor biologis, physis, ekonomis,
cultural, edukatif, religious dan lingkungan.
a. Faktor Biologis
Bisa diartikan, biologis dalam konteks ini adalah faktor
yang berkaitan dengan keperluan primer seorang anak pada awal kehidupanya:
Faktor ini wujudnya berupa pengaruh yang datang pertama kali dari pihak ibu dan
ayah.
b. Faktor Physis
Faktor
ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan geografis, sanitasi atau
kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah yang meliputi ventilasi, cahaya, dan
kepadatan hunian (Soetjiningsih, 1998). Semua kondisi di atas sangat
mempengaruhi bagaimana individu dapat menjalankan proses kehidupannya. Sebagai
contoh, kondisi daerah yang tidak aman karena adanya pertikaian dapat
menyebabkan tekanan tersendiri bagi individu dan proses imitasi atau peniruan perilaku
kekerasan yang dapat berpengaruh dalam pola perilaku individu. Sementara itu
kondisi yang jelek pada faktor cuaca, kurangnya sanitasi atau kebersihan
lingkungan, keadaan rumah yang tidak menunjang hidup sehat, serta keadaan
geografis yang sulit, misalnya karena di daerah terpencil yang jauh dari
informasi, sulit dijangkau, serta rawan akan bencana alam, selain dapat
mempengaruhi tekanan psikis juga mempengaruhi faktor kesehatan karena
pengobatan yang sulit didapatkan.
Semua ini jelas membawa dampak masing–masing terhadap
perkembangan anak–anak yang lahir dan dibesarkan disana. Bersosialisasi
memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangan dalam
proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan
intelektual dan emosional.
c. Faktor
Ekonomis/Status Sosial Ekonomi
Dalam proses perkembanganya, betapapun ukuranya
bervariasi, seorang anak pasti memerlukan biaya. Biaya untuk makan dan minum
dirumah, tetapi juga untuk membeli peralatan sekolah yang dibutuhkan oleh siswa.
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial
keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan
sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang
utuh dalam keluarga anak itu. “ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam
pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma
yang berlaku di dalam keluarganya. Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya
akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh
keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa
“menjaga” status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud
“menjaga status sosial keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam
pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu
anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk
kelompok elit dengan normanya sendiri.
d. Faktor Cultural
Di Indonesia ini, jika dihitung ada berpuluh bahkan
beratus kelompok masyarakat yang masing–masing mempunyai kultur, budaya, adat
istiadat, dan tradisi tersendiri, dan hal ini jelas berpengaruh terhadap
perkembangan anak–anak.
e. Faktor Edukatif
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang
mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak manusia terarah. Hakikat
pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, yang memberikan
warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa
yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan
anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan.
Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja
diberikan kepadapeserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan (sekolah).
Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada
norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan kepada norma kehidupan
bangsa(nasional) dan norma kehidupan antarbangsa. Etik pergaulan membentuk
perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Faktor pendidikan ini relatif
paling besar pengaruhnya dibandingkan dengan faktor yang lain.
f. Faktor
Religious
Sebagai contoh seorang anak yang hidup dilingkungan yang kental
dengan suasana religius, sudah pasti ia akan berebeda dengan anak lain yang
tidak berada
dalam lingkungan religi yang kental, yang sekedar terhitung orang
beragama, lebih–lebih yang memang tidak beragama sama sekali, ini adalah
persoalan perkembangan pula, menyangkut proses terbentunya prilaku seorang anak
dengan agama sebagai faktor penting yang mempengaruhinya karena pondasi agama
merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dan berperan penting
sebagai media kontrol dalam perkembangan peserta didik.
g. Faktor Lingkungan
1) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan
memengaruhi perkembangan anak. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan
anak telantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak
siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam
alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
2) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan perkembangan
belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua,
demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi
dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga,
orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan
aktivitas belajar dengan baik.
3) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat
memengaruhi proses perkembangan belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara
ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di
sekolah. maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami
bakat yang dimiliki oleh anaknya atau peserta didiknya, antara lain dengan
mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan
yang tidak sesuai dengan bakatnya.
B.
Beberapa aliran
yang berhubungan dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan siswa
1. Aliran Nativisme
Nativisme
(nativisme) adalah sebuah
doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran psikologis . Tokoh
utama aliran ini bernama arthur Schopenhoeur (1788-1860) seorangg filosofis
Jerman, Aliran filosofis nativisme ini dijuluki sebagai aliran pesimistis yang
memandang segala sesuatu dengan kacamata hitam, karena para ahli penganut ini
berkeyakinan bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan
pengalaman dan pendidikan tidak ada pengaruhnya. Dalam ilmu pendidikan
pandangan ini disebut pesimisme pedagogis.
2. Aliran
Empirisisme
Aliran
empirisisme (empiricism) tokoh utamanya adalah John Locke (1632-1704). Nama
asli aliran ini adalah “ The School of British Empiricism” (aliran empirisisme inggris). Doktrin aliran empirisisme yang amat mashur ialah “tabula Rasa”
yang berarti lembaran kosong. Doktrin tabula rasa menekankan arti pentingnya
pengalaman, lingkungan dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu
semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidiknya sedangkan
bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya.
3. Aliran
Konvegerensi
Aliran
kovergensi merupakan gabungan antara aliran empirisisme dengan aliran
nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan
lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia.
Tokoh utama aliran ini bernama Louis William Stern, seorang filosof dan
psycholog Jerman.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan peserta didik digolongkan menjadi dua factor, yaitu factor
internal dan factor eksternal.
a. Faktor internal
yang mempengaruhi perkembangan peserta didik yaitu faktor genetis, factor fisiologis dan faktor psikologi.
b. Faktor
eksternal yang mempengaruhi perkembangan peserta didik yaitu: faktor biologis,
faktor physis, faktor ekonomis, faktor kultural, faktor edukatif, faktor
religious,
dan factor lingkungan.
2. Aliran-aliran yang berhubungan
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan peserta didik adalah aliran nativisme, imperialisme, dan konvergensi.
B.
Saran
Sebagai guru atau pendidik dan pembimbing, hendaknya kita bisa mengetahui
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan pada
peserta didik agar kita dapat mengatasi masalah-masalah yang mungkin akan
timbul pada saat proses belajar mengajar/pembelajaran baik di dalam ruang
lingkup pendidikan formal maupun nonformal.
DAFTAR
PUSTAKA
Desmita,
2012. Psikologi Perkembangan Peserta
Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya
Hurlock, Elizabeth
B.2002. Psikologi Perkembangan: Suatu
Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga
Monks, F.J.,
Knoers, A.M.P.,dan Haditono, S.R. 2006. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada Press.
Soeparwoto,
2004. Psikologi Perkembangan.
Semarang: UPT Unnes Press.
Sutirna, 2013. Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik.
Yogyakarta: Andi Offset
No comments:
Post a Comment