MAKALAH
KHARAKTERISTIK TUGAS PERKEMBANGAN FASE ANAK DAN REMAJA
Disusun
Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah
Perkembangan
Peserta Didik
Dosen
Pengampu :
Dr. Tri Suminar, M.Pd
Disusun
Oleh:
MUHAMMAD
FATHURRAHMAN ( 0103513065 )
NOFI
RUKDIATMO LESTARI ( 0103513123
)
PROGRAM
PASCA SARJANA
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tugas
perkembangan merupakan tugas yang muncul apabila pada saat atau sekitar periode
tertentu dari kehidupan individu. Apabila individu mampu melaksanakan tugas
dengan berhasil, maka akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa kearah
keberhasilan dalam melaksanakan tugas- tugas berikutnya. Sebaliknya, apabila
mengalami kegagalan, maka akan menimbulkan perasaan tidak bahagia dan mengalami
kesulitan dalam menghadapi tugas- tugas berikutnya.
Beberapa
tugas perkembangan yang dilakukan oleh individu muncul sebagai akibat dari
kematangan fisik, misalnya berjalan, melompat, lari, dan sebagian lain
berkembang dari adanya tekanan- tekanan dari budaya dan masyarakat, seperti
belajar membaca, dan sebagian lainnya karena adanya nilai- nilai dan aspirasi
individu, seperti memilih dan mempersiapkan pekerjaan. Namun pada umumnya
kemunculan tugas- tugas perkembangan itu disebabkan oleh adanya ketiga kekuatan
tersebut secara serempak. Pada manusia perkembangan fisik dan mental setiap
kali mencapai kematangan terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda. Ada yang
cepat dan ada yang lambat. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan
atau fase perkembangan, hal ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang
normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan :
bayi, kanak kanak, anak, remaja, dewasa, dan masa tua.
Fase
perkembangan dapat di artikan sebagai tahapan atau pembentukan tentang
perjalanan kehidupan individu yang di warnai ciri ciri khusus atau pola pola
tingkah laku tertentu.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana karakteristik
perkembangan fase anak ?
2.
Bagaimana tugas perkembangan
fase anak ?
3.
Bagaimana karakteristik
perkembangan fase remaja ?
4.
Bagaimana tugas perkembangan
fase remaja ?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
karakteristik perkembangan anak.
2.
Untuk mengetahui tugas
perkembangan anak.
3.
Untuk mengetahui
karakteristik perkembangan remaja.
4.
Untuk mengetahui tugas
perkembangan remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Masa Anak-anak
Sebagian besar orangtua menganggap
awal masa kanak-kanak sebagai usia yang
mengandung masalah atau sulit. Masa bayi
sering membawa masalah bagi orangtua dan umumnya berkisar berkisar pada masalah
fisik bayi. Dengan datangnya masa kanak-kanak, sering terjadi masalah perilaku
yang lebih menyulitkan daripada masalah perawatan fisik masa bayi.
1.
Perkembangan Fisik
a.
Fase anak awal
Selama masa anak anak awal, pertumbuhan fisik berlangsung secara lambat,
dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi. Pertumbuhan fisik
yang lambat ini berlangsung sampai mulai munculnya tanda tanda pubertas, yakni
kira-kira 2 tahun menjelang anak-anak matang secara seksual dan pertumbuhan
fisik kembali berkembang pesat. Meskipun selama anak-anak pertumbuhan
fisik mengalami perlambatan, namun
ketrampilan motorik kasar dan motorik halus justru berkembang pesat.
b.
Fase anak pertengahan dan akhir
Pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang
badannnya. Kaki dan tangan menjadi lebih panjang, dada dan pinggul jadi lebih
besar. Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi terutama karena
bertambahnya ukuran system rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh.
Pada saat yang sama kekuatan otot-otot secara berangsur angsur bertambah dan gemuk bayi (baby fat) berkurang.
Pertambahan kekuatan otot ini adalah karena factor krturunan dan latihan
(olahraga). Karena perbedaan jumlah sel-sel otot, maka umumnya anak laki-laki
lebih kuat dari pada anak perempuan (Santrol,1995).
2.
Perkembangan otak
Salah satu yang terpenting dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa ini adalah pertumbuhan otak dan
system syaraf. Otak dan kepala merupakan bagian yang tumbuh paling cepat.
Meningkatnya ukuran otak disebabkan oleh peningkatan jumlah dan ukuran
syaraf-syaraf dalam, dan diantaranya bagian-bagian otak. Peningkatan ukuran
otak disebabkan oleh peningkatan mielinisasi yaitu proses dimana sel-sel syaraf
dilapisi dan diisolasi oleh sebuah lapisan sel-sel lemak, efeknya dapat
meningkatkan kecepatan dan ketepatan penyaluran informasi melalui system
syaraf. Mielinisasi penting bagi pendewasaan anak, peningkatan kematangan otak
dikombinasikan untuk memperoleh pengalaman dan pemunculan kemampuan kognitif.
Pertumbuhan otak pada masa
kanak-kanak tidak sepesat pertumbuhan otak pada masa bayi. Pada saat bayi
mencapai usia 2 tahun, ukuran otaknya rata-rata 75% dari otak orang dewasa, dan
pada usia 5 tahun, ukuran otaknya mencapai sekitar 90% otak orang dewasa
(Yeterian & Pandya, 1988).
3.
Perkembangan Motorik
Ketrampilan
motorik dibagi dua jenis yaitu:
a.
Ketrampilan motorik kasar (Gross Motor) adalah gerakan
tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota
tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
b.
Ketrampilan motorik halus (Fine motor) adalah gerakan
yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang
dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
Tabel Perkembangan Motorik Masa Anak-anak Awal
Usia/Tahun
|
Motorik Kasar
|
Motorik Halus
|
2,5-3,5
|
Berjalan dengan baik; berlari lurus ke depan;
melompat
|
Meniru sebuah lingkaran; tulisan cakar ayam; dapat
makan menggunakan sendok; menyusun beberapa kotak
|
3,5-4,5
|
Berjalan dengan 80% langkah orang dewasa, berlari
1/3 kecepatan orang dewasa; melempar dan menangkap bola besar, tetapi lengan
masih kaku
|
Mengancingkan baju; meniru bentuk sederhana; membuat
gambar sederhana
|
4,5 – 5,5
|
Menyeimbanhkan badan di atas satu kaki; berlari jauh
tanpa jatuh; dapat berenang dalam air yang dangkal
|
Menggunting; menggambar orang; meniru angka dan
huruf sederhana; membuat susunan yang kompleks dengan kotak-kotak
|
Tabel Perkembangan Motorik Pada Masa Kanak-Kanak
Pertengahan dan Akhir
Perkembangan Motorik pada Masa
Kanak-kanak Pertengahan dan Akhir
|
|
Usia/Tahun
|
Perilaku yang dipilih
|
6
|
Anak
perempuan superior dalam akurasi
gerakan; anak laki-laki superior dalam gerakan yang bertenaga dan kurang
kompleks.
Melompat
dimunginkan anak dapat bermain melempar-tangkap serta langkah yang tepat.
|
7
|
Anak
mungkin dapat melakukan keseimbangan satu kaki tanpa melihat. Anak dapat
berjalan di atas balok keseimbangan selebar 2 inci.
Anak dapat
melompat dengan akurat ke dalam lingkaran kecil. Anak dapat melakukan dengan
akurat latihan jumping–jack.
|
8
|
Anak
memiliki kekuaan genggaman 12 pon.
Jumlah
permainan yang diikuti oleh kedua jenis kelamin paling banyak terjadi pada
usia ini. Anak dapat melakukan lompatan ritmis berseling dalam pola 2-2, 2-3,
atau 3-3 anak perempuan dapat melempar bola kecil sejauh 40kaki.
|
9
|
Anak
laki-laki dapat berlari 16 ½ kaki perdetik.
Anak
laki-laki dapat melempar bola kecil sejauh 70 kaki.
|
10
|
Anak perempuan dapat berlari 17 kaki perdetik.
Anak dapat menilai dan menangkap arah lontaran bola
kecil yang dilemparkan dari jauh.
|
11
|
Berdiri setelah melompat 5 kaki mungkin dilakukan
oleh anak laki-laki, dan mungkin pula dilakukan oleh anak perempuan dengan
lompatan yang lebih pendek 6 inci.
|
4.
Perkembangan Kognitif
Piaget
membagi skema perkembangan kognitif yang digunakan anak untuk memahami dunianya
melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring
pertambahan usia:
a.
Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun).
b.
Periode praoperasional (usia 2–7 tahun).
c.
Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun).
d.
Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai
dewasa).
Pada tahap masa awal anak, seorang
anak telah memasuki perkembangan kognitif tahap praoperasional. Menurut piaget,
tahap ini terjadi pada usia anak mencapai 2 hingga 7 tahun. Pada tahap inilah
konsep yang stabil dibentuk, penalaran mental muncul, egosentrisme mulai kuat
dan kemudian melemah, serta keyakinan pada hal hal yang magis terbentuk.
Pemikiran Praoperasional dan Pemikrian
Operasional Konkret
Pemikiran Praoperasional
|
Pemikiran Operasional Konkret
|
Egosentrisme Praoperasional
|
Pemisahan perspektif sendiri dari perspektif orang lain
|
Kurang konservasi
|
Konservasi (bertanggung jawab atas pemeliharaan
perhatian/mempertahankan keadaan)
|
Segala sesuatu tetap
|
Paham bahwa bisa terjadi perubahan
|
Tak mampu bernalar mengenai transformasi
|
Klasifikasi ganda, ex; memilah objek ke dalam bebrap
kategori; warna, bentuk, atau keduanya
|
Penalaran transduktif
|
Penalaran deduktif
|
5.
Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa dimulai dengan tangisan
kelahiran, diikuti perkembangan
bertahap-tahap yang ditandai kemampuan-kemampuan tertentu. Jean Piaget mengajukan pola perkembangan bahasa sebagai berikut.
Tahap Pra operasional (usia 2 – 7 tahun)
Dapat
diklasifikasikan ke dalam dua tahap yaitu sebagai berikut:
a.
Masa 2,0-2,6 tahun yang bercirikan:
1)
Anak sudah
mulai menyusun kalimat tunggal yang sempurna.
2)
Anak sudah
mampu memahami tentang perbandingan. Misalnya, anjing lebih besar dari kucing.
3)
Anak banyak
menanyakan nama dan tempat: apa, di mana, dan dari mana.
4)
Anak sudah
banyak mengunakan kata-kata yang berawalan dan berakhiran.
b.
Masa 2,6-6,0
tahun yang bercirikan:
1)
Anak sudah
dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya.
2)
Tingkat
berfikir anak sudah lebih maju, anak banyak menanyakan soal waktu, sebab-akibat
melalui pertanyaan-pertanyaan: kapan, ke mana, mengapa, dan bagaimana.
c.
Masa pertengahan
dan akhir anak
1)
Pengucapan kata-kata
Kesalahan pengucapan pada usia ini lebih sedikit dibandingkan pada usia
anak-anak awal. Perbaikan pengucapan ini dibantu oleh lingkungan, baik
lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah.
2)
Menambah kosa kata
Kosakata anak-anak meningkat melalui berbagai sumber yang telah disebutkan
diatas. Rata-rata anak kelas satu mengetahui sekitar 20.000 sampai 24.000 kata-kata
atau sekitar 5 sampai 6% dari kata-kata dalam kamus standar. Pada saat duduk di
kelas 6, sebagian besar anak sudah mengetahui sekitar 50.000 kata-kata.
Disamping mempelajari kata-kata baru dalam kosa kata umum, anak menambah kosa
kata khusus, yaitu kosa kata yang terdiri dari kata-kata dengan arti khusus dan
penggunaan yang terbatas.
3)
Membentuk kalimat
Anak usia 6 tahun harus suah menguasai hampir semua jenis struktur kalimat.
Pada usia 6-9 tahun panjang kalimat akan
bertambah. Kalimat panjang biasanya tidak teratur dan terpotong-potong.
Berangsur-angsur setelah usia 9 tahun, anak mulai menggunakan kalimat yang
lebih singkat dan lebih padat.
B.
Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan adalah suatu tugas yang muncul
pada saat atau suatu periode tertentu yang jika berhasil akan menimbulkan rasa
bahagia dan membawa kearah keberhasilan dalam melaksanakan tugas berikutnya,
tetapi kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitasn dalam
menjalankan tugas-tugas berikutnya (Hurlock, 1991).
Perkembangan manusia dikelompokan menjadi : masa prenatal, masa bayi, masa kanak-kanak, masa puber, masa remaja, masa dewasa. Setiap tahap
perkembangan memilki tugas belajarnya sendiri, mulai dari tugas belajar untuk
perkembangan motorik, intelektual, sosial, emosi dan kreativitas. Setiap tahap
perkembangan anak ada tugas-tugas yang harus dilewati dan ada kebutuhan yang
harus dipenuhi, sehingga orang tua dapat lebih realistis dalam menerapkan suatu
pengajaran dan lebih memahaminya.
Tugas-tugas perkembangan anak-anak menurut
Havighust (Hurlock, 1994) adalah seabagai berikut:
1.
Masa bayi dan awal masa kanak-kanak:
a.
belajar memakan makanan padat.
b.
belajar berjalan.
c.
belajar berbicara.
d.
belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh.
e.
mempelajari perbedaan jenis kelamin dan tata caranya.
f.
mempersiapkan diri untuk belajar membaca.
g.
belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani.
2. Akhir masa kanak-kanak :
a.
Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan
yang umum.
b.
Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang
tumbuh.
c.
Belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya.
d.
Mulai mengembangkan peran sosial pria dan wanita yang tepat.
e.
Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk
membaca, menulis dan berhitung.
f.
Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk hidup sehari-hari.
g.
Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata tingkatan nilai.
h.
Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga.
i.
Mencapai kebebasan pribadi.
C.
Kharakteristik Perkembangan Fase Remaja
Santrock (2003) mendefinisikan remaja
sebagai masa perkembangan transisi antara anak-anak dan masa dewasa yang
mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Perubahan
biologis, kognitif, dan sosial-emosional yang terjadi berkisar dari
perkembangan fungsi seksual, proses berpikir abstrak sampai pada kemandirian.
Dari tinjauan usia, maka remaja adalah
mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Hal ini sesuai dengan batasan
10-19 tahun menurut WHO. Namun batasan usia remaja hingga usia 19 tahun
ternyata tidak menjamin remaja telah mencapai kondisi sehat fisik, mental, dan
sosial untuk proses reproduksi, sehingga WHO kemudian meningkatkan cakupan usia
remaja sampai 24 tahun (Meiwati Iskandar, 1998). Hurlock (1994) mengatakan
bahwa awal masa remaja berlangsung kira-kira dari 13 tahun sampai 16 tahun atau
17 tahun, dan akhir masa remaja berlangsung dari usia 16 tahun atau 17 tahun
sampai 18 tahun. Sementara di Indonesia sendiri menurut hasil SUPAS pada tahun
1995, proporsi remaja di Indonesia berumur 10-24 tahun sebesar 31,39 % dari keseluruhan
jumlah penduduk (BPS, 1995).
Sedangkan oleh Hurlock (1994) masa
remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir
saat mencapai usia matang secara hukum. Istilah remaja dalam bahasa Inggris
disebut sebagai adolescence, yang berasal dari bahasa latin “adolescare”
atau diartikan sebagai tumbuh kearah kematangan. Kematangan disini tidak hanya
berarti kematangan fisik, tetapi terutama kematangan sosial psikologi.Berhubung
ada macam-macam persyaratan untuk dikatakan dewasa, maka sebelum abad 18 remaja
dimasukkan dalam ketegori anak-anak padahal masa remaja menunjukkan dengan
jelas sifat-sifat transisi atau peralihan (Calon dalam Monks, 2006). Dari pernyataan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian
remaja adalah individu dengan usia rata-rata antara 11-24 dimana terjadi
perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional yang terjadi berkisar dari
perkembangan fungsi seksual, proses berpikir abstrak sampai pada kemandirian.
Seperti
diuraikan, batasan masa remaja sangat sulit dirumuskan sehingga sulit
menentukan kapan masa ini dimulai dan kapan berakhirnya. Untuk mempermudah maka
dipilih batasan secara kronologis yaitu remaja yang digunakan oleh Sarwono
(1994) memberi batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah untuk remaja
Indonesia dengan pertimbangan usia 11 tahun adalah usia dimana umumnya tanda
seksual sekunder mulai nampak. Batasan usia 24 tahun merupakan batas maksimal
yaitu untuk memberi peluang pada mereka yang masih menggantungkan diri pada orangtua
dan belum menikah. Secara teoritis, masa remaja dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Masa pubertas
Masa pubertas disebut masa
bangkitnya kepribadian ketika minatnya lebih ditujukan kepada perkembangan
pribadi sendiri. Ada beberapa sifat yang menonjol pada masa ini, yang tidak
sama kuatnya pada semua remaja, diantaranya yaitu:
a. Pendapat lama ditinggalkan.
b. Keseimbangan jiwanya terganggu.
c. Suka menyembunyikan isi hati.
d. Masa bangunnya perasaan
kemasyarakat.
e. Adanya perbedaan sikap laki-laki dan sikap perempuan.
Pubertas dianggap sebagai
periode sensitif yang memiliki pengaruh sangat besar bagi kehidupan individu.
Periode ini menandai perpindahan dari tahap anak-anak menjadi tahap dewasa
2. Masa adolesen
Masa adolesen berada dengan alami antara usia 17 dan 20 tahun. Atau
mengambil batas-batas permulaan pada saat remaja mengalami perkembangan jasmani
yang sangat menonjol, sedanngkan batas-batas akhir pada saat berakhirnya
perkembangan jasmani. Beberapa diantaranya sifat-sifat adolesen yaitu:
a.
Mulai tampak garis-garis perkembangan yang
dikutinya di kemudian hari.
b.
Mulai jelas sikapnya terhadap nilai-nilai
hidup.
c.
Jika masa pubertas menngalami keguncangan,
dalam masa ini jiwanya mulai tampak tenang.
d.
Sekarang ia mulai menyadari bahwa mengecam
itu memang mudah tapi sulit melaksanakannya.
e.
Ia menunjukan perhatiannya kepada masalah
kehidupan sebenarnya (Anonim, 2012).
Karakteristik remaja berhubungan dengan pertumbuhan (perubahan-perubahan
fisik) ditandai oleh adanya kematangan seks primer dan sekunder.
Sedangkan karakteristik yang relevan dengan perkembangan (perubahan-perubahan
aspek psikologis dan sosial).
1.
Pertumbuhan Fisik : Kematangan Seks Primer
Kematangan seks
primer adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan kematangan fungsi reproduksi.
Kematangan seks primer bagi remaja perempuan ditandai dengan datangnya
menstruasi (menarche). Dengan timbulnya kematangan primer ini
remaja perempuan merasa sakit kepala, pinggang, perut, dan sebagainya yang
menyebabkan merasa capek, mudah lelah, cepat marah. Adapun kematangan
seks primer bagi remaja laki-laki ditandai dengan mimpi basah (noeturnal
emmission).
2.
Pertumbuhan Fisik : Kematangan Seks Skunder
Karekteristik
seks skunder yaitu ciri-ciri fisik yang membedakan dua jenis kelamin.
Perubahan ciri-ciri skunder pada remaja laki-laki nampak seperti timbulnya “pubic
hair” rambut di daerah alat kelamin, timbulnya “axillary hair”
rambut di ketiak, seringkali tumbuh dengan lebat rambut di lengan, kaki, dan
dada, kulit menjadi lebih kasar dari pada anak-anak, timbulnya jerawat,
kelenjar keringat bertambah besar dan bertambah aktif sehingga banyak keringat
keluar. Otot kaki dan tangan membesar, dan timbulnya perubahan suara.
Karakteristik
seks skunder remaja perempuan ditandai seperti perkembangan pinggul yang
membesar dan menjadi bulat, perkembangan buah dada, timbul “pubic hair’
rambut di daerah kelamin, tumbul “axillary hair” rambut di ketiak, kulit
menjadi kasar dibandingkan pada anak-anak, timbul jerawat, kelenjar keringat
bertambah aktif sehingga banyak keringat yang keluar dan tumbuhya rambut di
lengan dan kaki.
3.
Perkembangan
Aspek Psikologis dan Sosial
Karakteristik
yang relevan dengan perkembangan (aspek psikologis dan sosial) telah ditandai
oleh adanya hal berikut:
a. Kegelisahan
Remaja mempunyai banyak idealisme
angan-angan atau keinginan yang hendak diwujudkan di masa depan. Akan tetapi
sesungguhnya remaja belum memiliki banyak kemampuan yang memadai untuk
mewujudkan semua itu. Tarik menarik antara angan yang tinggi dengan kemampuan
yang belum memadai mengakibatkan mereka diliputi perasaan gelisah.
b. Pertentangan
Pertentangan pendapat remaja dengan
lingkungan khususnya orang tua mengakibatkan kebingungan dalam diri remaja itu
sendiri maupun pada orang lain.
c. Mengkhayal
Keinginan menjelajah dan berpetualang
tidak semuanya tersalurkan. Biasanya terhambat dari segi biaya, oleh karena itu
mereka lalu mengkhayal mencari kepuasan. Khayalan ini tidak selamanya
bersifat negatif, justru kadang menjadi sesuatu yang konstruktif. Misalnya
munculnya sebuah ide cemerlang.
d. Aktivitas
kelompok
Berbagai macam keinginan remaja dapat
tersalurkan setelah mereka berkumpul dengan rekan sebaya untuk melakukan
kegiatan bersama.
e. Keinginan mencoba segala sesuatu
Remaja
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity), mereka lalu
menjelajah segala sesuatu dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah
dialaminya.
Menurut
Surakhmad (1980) remaja Indonesia menunjukkan bahwa perkembangan yang sempurna
membawa peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin mereka, dapat
mempertimbangkan dan mengambil keputusan sendiri, melepaskan diri dari ikatan
emosional dengan orang tua, memulai hidup berkeluarga, memulai hidup dalam
ketatasusilaan dan keagamaan.
Sesuai dengan pembagian usia remaja, menurut Monks (1999) maka terdapat tiga
tahap proses perkembangan menuju kedewasaan yang disertai dengan karateristik:
1. Remaja awal
(12-15 tahun)
Pada tahap ini, remaja masih heran terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada dirinya dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan
tersebut. Mereka mulai mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada
lawan jenis dan mudah
terangsang secara erotis. Kepekaaan yang berlebihan ini ditambah dengan
berkurangnya pengendalian terhadap ego dan menambahkan remaja sulit mengerti
dan dimengerti oleh orang dewasa.
2. Remaja madya
(15-18 tahun)
Pada tahap ini, remaja sangat
membutuhkan teman-teman. Ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya
sendir dengan cara menyukai teman-teman yang mempunyai sifat sama dengan
dirinya. Pada tahap ini remaja berada dalam kondisi kebingungan karena masih ragu
harus memeilih yang mana, peka atau peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis
atau pesimis dan sebagainya.
3. Remaja akhir (18-21 tahun)
Tahap ini
adalah masa mendekati masa kedewasaan yang ditandai dengan pencapaian:
a.
Minat yang
semakin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
b.
Egonya mencari
kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan mendapatkan
pengalaman-pengalaman baru.
c.
Terbentuknya
identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
d.
Egosentrisme
(terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan
antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
e.
Tumbuh dinding
pemisah antara diri sendiri dengan masyarakat umum.
D.
Klasifikasi Tugas Perkembangan Remaja
Tugas-tugas
perkembangan remaja terdiri dari 3 bagian yaitu, tugas perkembangan remaja
berkenaan dengan kehidupan pribadi sebagai individu, pendidikan dan karier,
serta dalam kehidupan berkeluarga kelak. Berikut ini merupakan uraian dari
masing-masing bagian tersebut beserta karakteristik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
1. Kehidupan pribadi sebagai individu
Kehidupan
pribadi sangat rumit dan kompleks sehingga sulit untuk dirumuskan. Sebagai
makhluk individu, seseorang menyadari bahwa dalam kehidupannya memiliki
kebutuhan yang diperuntukkan bagi kepentingan diri secara pribadi, baik fisik
maupun nonfisik. Dalam pertumbuhan fisiknya, manusia memerlukan kekuatan dan
daya tahan tubuh serta perlindungan keamanan fisiknya. Kondisi fisik amat
penting dalam perkembangan dan pembentukan pribadi seseorang.
Kehidupan pribadi
seorang individu merupakan kehidupan yang utuh dan lengkap dan memiliki ciri
khusus dan unik. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek, antara
lain aspek emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan
intelektual. Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan aspek tersebut adalah
kehidupan keluarga beserta berbagai aspeknya, yang meliputi:
a. Status
sosial ekonomi,
b. Filsafat
hidup keluarga,
c. Pola
hidup keluarga.
Selain itu
faktor lain yang berpengaruh yaitu faktor keturunan dan lingkungan yang sesuai
dengan aliran nativisme, empirisme, dan konvergensi.
a. Aliran
nativisme menyatakan bahwa perkembangan seorang individu ditentukan oleh
kemampuan dan sifat yang dibawa sejak dilahirkan.
b. Aliran
empirisme menyatakan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh lingkungan
tempat ia berkembang, jadi bisa dikatakan seorang individu akan berkembang
sesuai dengan kehendak lingkungan.
c. Aliran
konvergensi menyatakan bahwa perkembangan seorang individu dipengaruhi oleh
kemampuan dan sifat yang dibawa sejak lahir dan lingkungan tempat ia
dibesarkan, dengan kata lain aliran ini merupakan penggabungan antara aliran
nativisme dan aliran empirisme.
2. Kehidupan Pendidikan dan Karier
Pada hakikatnya
manusia selalu ingin tahu, maka atas dasar hakikat tersebut manusia senantiasa
belajar untuk mencari tahu hal-hal yang ada di sekitarnya. Banyak bangsa yang
mengikuti prinsip pendidikan seumur hidup, yang artinya adalah manusia itu
senantiasa belajar sepanjang hayatnya.
Kehidupan
pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayati sepanjang
hidupnya, baik melalui badan pendidikan formal maupun nonformal. Berkaitan
dengan perkembangan peserta didik, kehidupan pendidikan yang dimaksud adalah
sesuatu yang dialami oleh remaja sebagai peserta didik dalam lingkungan keluarga,
sekolah, dan kehidupan masyarakat. Sedangkan kehidupan karier merupakan
pengalaman seseorang dalam dunia kerja. Seperti dikatakan oleh Garrison (1956),
bahwa setiap tahun terdapat jutaan pemuda dan pemudi memasuki dunia kerja di
seluruh dunia. Peristiwa seseorang rernaja masuk ke dunia kerja itu merupakan
awal pengalaman dalam kehidupan berkarya (berkarier). Pada hakikatnya kehidupan
remaja dalam pendidikan merupakan awal kehidupan kariemya.
3. Kehidupan Keluarga
Tugas
perkembangan remaja dalam hubungannya dengan persiapan mereka untuk memasuki
kehidupan baru, yaitu kehidupan berkeluarga. Pada pembahasan sebelumnya telah
diuraikan bahwa secara biologis pertumbuhan remaja telah mencapai kematangan
seksual dan telah siap melakukan fungsi produksi. Kematangan fungsi seksual
tersebut berpengaruh terhadap dorongan seksual remaja dan mulai tertarik kepada
lawan jenis. Garrison (1956) menyatakan bahwa dorongan seksual pada masa remaja
cukup kuat, sehingga perlu dipersiapkan secara mantap tentang hal-hal yang
berhubungan dengan perkawinan, karena masalah tersebut mendasari pemikiran
mereka untuk mulai menetapkan pasangan hidupnya.
Berkenaan dengan
upaya untuk menetapkan pilihan pasangan hidup, perkembangan sosial psikologis
remaja ditandai dengan upaya menarik lawan jenis dengan berbagai cara yang
ditunjukkan dalam bentuk perilaku. Dalam situasi pergaulan yang khusus atau berkencan,
seorang gadis hendaknya bersikap pasif dan perjaka yang lebih bersikap aktif.
Pada umumnya remaja, khususnya wanita, tidak mengalami kesulitan untuk menerima
tugas tersebut. Hanya sebagian kecil dari mereka mengalami sedikit kesulitan.
Hampir setiap
remaja mempunyai dua tujuan utama, pertama menemukan jenis pekerjaan yang
sesuai, kedua menikah dan membangun sebuah rumah tangga (keluarga). Hal ini
tidak selalu harus muncul dalam aturan tertentu, tetapi perlu diketahui bahwa
seorang remaja akan mengalami “jatuh cinta” di dalam kehidupannya setelah
mencapai usia belasan tahun (Garrison, 1956: 48).
BAB II
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Tugas
perkembangan merupakan tugas yang muncul apabila pada saat atau sekitar periode
tertentu dari kehidupan individu. Khrakteristik perkembangan anak dapat di
klasifikasikan menjadi beberapa bagian, yaitu fisik, otak, motorik dan bahasa.
Masa anak awal diklasifikasikan pada periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
dan masa anak pertengahan sampai akhir diklasifikasikan pada periode
operasional konkrit (usia 7–11 tahun).
Remaja sebagai masa perkembangan transisi antara anak-anak dan masa dewasa
yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Perubahan
biologis, kognitif, dan sosial-emosional yang terjadi berkisar dari
perkembangan fungsi seksual, proses berpikir abstrak sampai pada kemandirian.
Secara teoritis masa remaja dibagi menjadui 2, yaitu masa puberitas dan masa
adolsen. Tugas-tugas perkembangan remaja terdiri dari 3
bagian yaitu, tugas perkembangan remaja berkenaan dengan kehidupan pribadi
sebagai individu, pendidikan dan karier, serta dalam kehidupan berkeluarga
kelak.
DAFTAR PUSTAKA
Sutirna. 2013. Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik. Yogyakarta: CV.
Andi Offset.
Supriadi, Oding. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: PT. Kurnia
Kalam Semesta.
http://pgsdberbagi.blogspot.com/
http://pgsdberbagi.blogspot.com/
http://pgsdberbagi.blogspot.com/2014/01/karakteristik-dan-tugas-tugas.html.
No comments:
Post a Comment