MAKALAH
KHARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN FASE ANAK USIA SEKOLAH DASAR
DARI
ASPEK SOSIAL, EMOSI DAN KESADARAN KEAGAMAAN
Disusun
Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah
Perkembangan
Peserta Didik
Dosen
Pengampu :
Dr. Tri Suminar, M.Pd
Disusun
Oleh:
BAMBANG SUJARWO ( 0103513081 )
FARINKA NURRAHMA AZIZAH ( 0103513071)
PROGRAM
PASCA SARJANA
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji Syukur kami panjatkan kepada
Allah SWT atas cucuran kemudahan dan keluasan pikiran yang diberikan-Nya atas
selesainya makalah ini. Melalui makalah ini, kami berharap akan menambah
pengetahuan dan kemantapan hati pada perjalanan menempuh magister PGSD di
Pascasarjana UNNES ini. Lebih khusus terhadap Mata Kuliah Perkembangan Peserta
Didik di semesster II ini. Dan bersyukurlah bila ada seklumit manfaat bagi
rekan-rekan pembaca.
Kami akan merasa tersanjung jika dalam penulisan ini akan ada penyempurnaan dari
pembaca. Karena dengan begitulah makalah kami ini akan menjadi sesuatau yang
lebih baik, dan guna kesempurnaan pada makalah kami yang selanjutnya. Berikutnya kami berharap semoga makalah ini dapat menghantarkan
kesempurnaan bagi kita Amin...
Akhir ucap kami selaku
penyusun tak hentinya melantunkan terimakasih dan terimakasih atas kesediaan
pembaca meluangkan waktu untuk berkutat dengan makalah kami.
Wassalamu’allaikum Wr. Wb.
Semarang,
April 2014
Penyusun,
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun
2003 pasal 17 ayat 1 yang menyebutkan bahwa “ Pendidikan dasar merupakan
jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.” Dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan untuk SatuanPendidikan Dasar (Tahun 2013 Semester
I&II) dijelaskan bahwa “TujuanPendidikan Dasar adalah meletakan dasar
kecerdasan, pengetahuan,kepribadian, akhlaq mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri danmengikuti pendidikan lebih lanjut.”
Pendidikan dasar adalah
tonggak awal siswa dalam merengkuh ketahuannya di ruang formal. Walaupun
sebenar-benarnya lingkungan keluargalah sebagai akar dari ketahuan siswa
tersebut. Anak yang berada di usia
Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama adalah anak yang berada pada
rentangan usia kritis. Masa usia ini merupakan masa perkembangan anak yang
pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Oleh karena
itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga
akan berkembang secara optimal.
Membekali peserta didik agar cerdas secara intelektual
pengetahuan sosial, emosi dan kesadaran keagamaan merupakan peran guru di
sekolah. Maka guru sebagai pengajar maupun pendidik memiliki peran besar terhadap
siswa dan keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Sejalan dengan itu guru
juga harus menguasai keterampilan dalam mengajar agar dapat mengelola proses
pembelajaran dengan baik yang berimplikasi pada peningkatan kualitas lulusan
sekolah dan diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang timbul
dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Rita eka izzaty, dkk dalam bukunya Pekembangan
Peserta Didik (2008;8) menyebutkan bahwa perkembangan manusia merupakan proses
yang kompleks yang dapat dibagi menjadi empat ranah utama, yaitu perkembangan
fisik, intelektual yang termasuk kognitif dan bahasa, serta emosi dan sosial,
yang didalamnya juga termasuk perkembangan moral. Seorang anak yang berada
dalam kesehatan fisik dan emosional yang baik dan terbuka pada berbagai
pengalaman sosial, akan mampu belajar lebih dari pada anak yang berada pada
situasi sebaliknya.
1. Apa itu perkembangan fase
anak usia sekolah dasar?;
2. Bagaimana kharakteristik perkembangan
fase anak usia sekolah dasar dari aspek sosial?;
3. Bagaimana kharakteristik perkembangan
fase anak usia sekolah dasar dari aspek emosi?;
dan
4. Bagaimana kharakteristik perkembangan
fase anak usia sekolah dasar dari aspek keagamaan?.
A. Perkembangan
Fase Anak Usia Sekolah Dasar
Dalam pengkajian perkembangan ada dua istilah
yang patut dibedakan, pertama yaitu pertumbuhan (growth), dan yang kedua adalah istilah perkembangan (development). Istilah pertumbuhan digunakan kepada perubahan-perubahan
yang bersifat fisik (kuantitatif) dan
berkaitan dengan sifat fisik. Misalnya; ukuran berat dan tinggi badan, ukuran
dimensi sel tubuh, umur tulang, dsb. Sedangkan istilah perkembangan dititik beratkan pada aspek-aspek yang bersifat
psikis (kualitatif), berkaitan dengan
pematangan fungsi organ tubuh. Misalnya bertambahnya kemampuan dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, contohnya dalam
perkembangan bahasa, emosi, intelektual, dan perilaku.
Masa usia sekolah atau masa sekolah dasar
seringkali dalam ilmu perkembangan disebut sebagi masa kanak-kanak akhir. Masa ini dialami pada anak usia 6 tahun
sampai masa pubertas dan masa remaja awal yang berkisar pada usia 11-13 tahun.
Pada masa ini anak sudah matang bersekolah dan sudah siap masuk sekolah dasar.
Masuk sekolah untuk pertama kalinya
memberikan pengalaman baru yang menuntun anak untuk mengadakan penyesuaian
lingkungan sekolah. Pengalaman siswa masuk kelas satu merupakan peristiwa
penting bagi kehidupan anak sehingga mengakibatkan perubahan dalam bersikap,
nilai dan perilaku. Pada awal masuk sekolah sebagian anak mengalami ganguan
keseimbangan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sekolah.
Menurut piaget (Izzati Rita Eka, Dkk 2008;119)
masa ini berada dalam tahap operasi konkret, dimana konsep yang semula
samar-samar dan tidak jelas sekarang lebih konkret, mampu memecahkan
masalah-masalah yang aktual, mampu berfikir logis. Berkurang rasa egonya,
menerima pandangan orang lain, materi pembicaraan lebih ditujukan kepada orang
lain. Anak berfikir induktif, (khusus-umum). Memiliki konsep yang lebih baik
mengenai konsep ruang, sebab akibat, kategorisasi, konservasi, dan tentang
jumlah. Anak mulai memahami jarak, hubungan antara sebab dan akibat yang
ditimbulkan, kemampuan mengelompokan benda berdasarkan kriteria tertentu, dan
menghitung. Anak mampu mengklasifikasikan dan mengurutkan suatu benda
berdasarkan ciri-ciri suatu objek.
B. Kharakteristik
Perkembangan Fase Anak Usia Sekolah Dasar dari Aspek Emosi
Kata emosi berasal dari bahasa latin emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan
bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi, pada dasarnya dalah dorongan untuk
bertindak. Tingkah laku kita sehari-hari pada umumnya disertai oleh perasaan
senang atau tidak senang. Beberapa contoh emosi yang lain adalah gembira,
cinta, marah, takut, cemas, benci, dll.
Emosi pada
anak memainkan peranan yang penting dalam kehidupannya. Akibat dari emosi ini
juga dirasakan oleh fisik anak terutama bila emosi itu kuat dan
berulang-ulang. Seorang anak dengan
kondisi keluarga yang kurang atau tidak bahagia, rasa rendah diri, memungkinkan
terjadinya tekanan perasaan atau emosi.
Misalnya
saja; takut, amarah, cemburu, irihati, emosi ini sering disebut emosi yang
tidak menyenangkan atau “unpleasant emotion”, yaitu emosi yang merugikan anak.
Sedangkan emosi yang tidak saja membantu perkembangan anak tetapi sesuatu yang
sangat penting dan dibutuhkan bagi perkembangan anak adalah emosi yang
menyenangkan atau “pleasant emotion” seperti; kasih sayang, kebahagiaan, rasa
ingin tahu, dan suka cita.
Pergaulan
yang semakin luas dengan teman sekolah dan teman sebaya lainnya dapat
mengembangan emosi anak. Anak mulai belajar bahwa ungkapan emosi yang kurang
baik tidak diterima oleh lingkungan sekitar dalam hal ini adalah
teman-temannya. Anak mulai belajar mengontrol emosi yang tidak disukai seperti;
marah, menyakiti perasaan teman, menakut-nakuti dan sebagainya. Hurlock dalam
Rita Eka Izzaty, dkk (2008;112) menyatakan bahwa ungkapan emosi yang muncul
pada masa ini masih sama dengan sebelumnya, misalnya: amarah, takut, cemburu,
ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan kasih sayang.
Ada beberapa
ciri-ciri emosi pada masa kanak-kanak, diantaranya;
1.
Emosi anak berlangsung lebih singkat (sebentar)
Berlangung hanya beberapa menit saja dan
tiba-tiba. Hal ini disebabkan karena emosi anak menampakkan dirinya di dalam
kegiatan atau gerakan yang nyata/ nampak, sehingga menghasilkan emosi yang
pendek, tidak seperti pada orang dewasa. Emosi ini berupa; kesedihan, kemurungan,
ketakutan, ketegangan, kebahagiaan, humor, dan sebagainya.
2.
Emosi anak hebat dan kuat
Hal ini nampak ketika anak : takut, marah,
tertawa terbahak-bahak meskipun kemudan cepat hilang. Berbeda dengan orang
dewasa yang dapat menekannnya. Misalnya meskipun sangat takut , ketakutan itu
tidak begitu nampak kuat, serupa ketika mereka marah atau bergurau, marah dan
tertawanya dapat dikendalikan.
3.
Emosi anak mudah berubah
Acap kali kita lihat anak yang baru saja
menangis tiba-tiba tertawa atau sebaliknya, dari tertawa tiba-tiba menangis.
Atau marah tiba-tiba tersenyum. Sering terjadi perubahan, saling berganti-ganti
emosi dalam waktu singkat.
4.
Emosi anak nampak berulang-ulang
Hal ini muncul karena anak-anak masih dalam
masa perkembangan ke arah kedewasaan. Ia harus mengadakan penyesuaian dengan
lingkungan sekitar dan situasi di luar kondisi anak. Hal ini dilakukan secara
berulang-ulang. Misalnya anak sering menangis, sering marah, sering takut, ini
dilakukan dalam upayanya menstabilkan kondisi jiwanya dengan kondisi sekitarnya.
5.
Respon emosi anak berbeda-beda
Bedasarkan pengamatan terhadap anak dengan
bergbagai level usia, menampakkan variasi respon emosi. Pada waktu bayi lahir,
pola responya sama. Namun secara berangsur-angsur, pengalaman belajar dari
lingkungannya membetuk tingkah laku dengan perbedaan emosi secara individual.
Misalnya respon anak ketika diajak ke dokter, ada yang merespon dengan
memperlihatkan ketakutan, biasa saja bahkan ada yang senang.
6.
Emosi anak dapat diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah lakunya
Anak-anak kadang tidak memperlihatkan
emosinya secara langsung, namun bisa dideteksi dari tingkah laku yang nampak
pada anak tersebut, contohnya menghisap jari, sering menangis, melamun,
gelisah, dan sebagainya.
7.
Emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya
Kadang emosi anak terlihat begitu kuat
kemudian berkurang. Dan emosi yang lain dari lemah kemudian berubah menjadi
kuat. Misalnya ketika anak malu-malu di tempat atau di depan orang yang masih
asing. Kemudian ketika sudah merasa tidak asing lagi rasa malunya akan
berkurang dah bahkan menghilang.
8.
Perubahan dalam ungkapan-ungkapan emosional
Anak-anak memperlihatkan keinginannya yang
kuat terhadap apa yang mereka inginkan. Dia tidak akan mempertimbangkan bahwa
hal tersebut dapat merugikan dirinya sendiri atau orang lain. Bila keinginan
tersebut tidak terpenuhi akan timbul kemarahan. Misalnya ketika seorang ingin
mandi padahal kondisi badanya tidak memungkinkan untuk mandi, atau ketika anak
menginginkan mainan yang harganya diluar jangkauan orang tuanya, ataupun ketika
seorang anak tersebut menginginkan mainan yang dimiliki oleh anak lain dan anak
lain tidak memperbolehkannya untuk memiliki atau meminjamkannya. Sebaliknya
jika ia merasa senang, bahagia, tanpa melihat waktu dan tempat tiba-tiba saja
akan meluapkannya. Misalnya dengan tersenyum, tertawa, tersipu-sipu, meskipun
orang lain kadang-kadang tidak mengerti dan mengetahui apa yang sedang
dirasakan oleh anak tersebut.
C. Kharakteristik Perkembangan
Fase Anak Usia Sekolah Dasar dari Aspek Sosial
Menurut lewis (carapedia.com) sosial diartikan sebagai sesuatu
yang dicapai, dihasilkan dab ditetapkandalam interaksi sehari-hari antara warga
negara dan pemerintahnya. Lebih sederhana lagi pengertian yang kemukakan oleh
Keith Jacobs yaitu sesuatu yang dibangun dan terjadi dalam sebuah situs
komunitas
D. Kharakteristik Perkembangan
Fase Anak Usia Sekolah Dasar Dari Aspek Keagamaan
A.
Kesimpulan
Dari uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka setiap
pembahasan mengenai ilmu pengetahuan diharapkan melalui kajian landasan
filosofis, yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi agar upaya dan usaha yang
menjadi program dalam pendidikan dasar dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.
Supriyanto,
Stefanus. 2013. Filsafat Ilmu. Cetakan
Pertama. Jakarta: Prestasi Pustaka.
|
Zusnani,
Ida. 2013. Pendidikan Kepribadian Siswa SD-SMP. Yogyakarta: Tugu.
|
|
|
|
No comments:
Post a Comment